REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN), mahasiswa di sejumlah kampus di Kota Malang, Jawa Timur menjalani perkuliahan dengan mengenakan sarung. Salah satunya adalah di Universitas Islam Malang (Unisma).
"Kewajiban memakai sarung dan kopiah bagi mahasiswa ini sebagai bentuk menghormati HSN yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo pada 22 Oktober. Sarung merupakan ciri khas santri dan merupakan busana asli Indonesia, sehingga selama sehari penuh mahasiswa diwajibkan memakai sarung dan mahasiswi memakai rok panjang," kata Wakil Rektor II Unisma Noor Shodiq Askandar, di Malang.
Ia mengemukakan sarung pada masa kolonial merupakan salah satu ciri khas para pejuang Tanah Air. Sarung juga merupakan simbol perlawanan bangsa Indonesia pada saat itu, yakni untuk melawan masuknya budaya dari dunia barat.
Ketika itu, bangsa penjajah mengenakan celana, sedangkan para ulama melakukan perlawanan budaya dengan menggunakan simbol sarung.
Sementara itu, berkaitan dengan pemecahan rekor MURI pememakaian kain sarung dalam kegiatan perkuliahan, tim juri MURI sejak pagi mengelilingi kampus untuk melihat penampilan mahasiswa dan dosen memakai sarung.
Dan, pada akhir penjurian, akhirnya Unisma berhasil meraih rekor MURI "Perkuliahan Dengan Mengenakan Sarung Terbanyak". Sebab, Unisma merupakan satu-satunya perguruan tinggi sekaligus pencetus menggunakan sarung selama proses perkuliahan berlangsung.
"Rekor MuRI ini diharapkan lebih memperkenalkan Unisma sekaligus menanamkan rasa dan karakter Nahdlatul Ulama (NU) yang kuat dalam diri keluarga besar Unisma. Selain itu, sebagai upaya menghapuskan stigma negatif di kalangan masyarakat tentang santri atau orang-orang yang bersarung," kata Wakil Rektor I Unisma Junaidi Mistar.