Sabtu 07 Nov 2015 21:46 WIB

Mahasiswa Agen Perubahan Menjaga Lingkungan

Mahasiswa UPI yang tergabung dalam Pecinta Alam Mahasiswa Olahraga (Pamor) berhasil melintasi 14 gunung dengan waktu tempuh 79 jam, belum lama ini.
Foto: Dok, Pamor FPOK UPI
Mahasiswa UPI yang tergabung dalam Pecinta Alam Mahasiswa Olahraga (Pamor) berhasil melintasi 14 gunung dengan waktu tempuh 79 jam, belum lama ini.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Mahasiswa sebagai agen perubahan diharapkan mampu berperan besar dalam menjaga kelestarian alam di tengah ancaman kerusakan lingkungan yang semakin nyata.

"Mahasiswa harus keluar dari sangkarnya. Lihat lingkungan sekitar," kata Staf Khusus Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Hanni Adiati pada seminar "Indonesian Ecology Expo (INDEX) 2015" yang diselenggarakan di Kampus IPB, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (7/11).

Sebagai salah satu pembicara dalam seminar INDEX 2015 yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB itu, Hanni mengatakan, mahasiswa harus kritis mencari dan memiliki data-data yang berhubungan dengan perkembangan kerusakan lingkungan, termasuk sejauh mana sikap pemerintah dalam menanggulanginya.

Menurutnya, langkah yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut akan bermanfaat untuk pemerintah dalam menentukan arah kebijakan khususnya masalah lingkungan.

"Fasilitas-fasilitas yang ada di kampus juga bisa dimanfaatkan untuk mendukung aktivitas mahasiswa dalam mengawasi lingkungan," katanya lagi.

Pembicara lainnya, Satwa Sunito dari FEMA IPB menyebutkan, pada era keterbukaan informasi dan pesatnya teknologi saat ini seharusnya mempermudah mahasiswa untuk berperan aktif dalam menyikapi kerusakan lingkungan.

"Mahasiswa juga bisa ikut mengintegrasikan diri dengan gerakan-gerakan penyelamatan lingkungan yang ada di sekitarnya. Baik tingkat regional, nasional maupun internasional," katanya.

Selain mahasiswa, lanjut Satyawan, pemerintah juga harus memiliki komitmen yang kuat dalam membuat regulasi di bidang lingkungan. Sehingga persoalan lingkungan seperti kebakaran hutan yang saat ini terjadi tidak terulang lagi.

"Masalah lingkungan berasal dari filsafat hidup manusia yang tidak menghargai lingkungan. Ini harus diubah oleh kita semua," katanya menegaskan.

INDEX 2015 merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEMA yang mengangkat berbagai isu seputar kelestarian lingkungan, dan peningkatan gizi masyarakat melalui pengembangan diversifikasi pangan dan pengembangan pangan lokal.

Kegiatan ini diikuti oleh ratusan peserta yang berasal dari kalangan mahasiswa dan juga pelajar tingkat SLTA, mengangkat tema "Era Kebangkitan Ekologi".

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement