REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bakso merupakan salah satu bahan pangan olahan yang banyak disukai oleh masyarakat Indonesia. Sayangnya, bakso memiliki masa simpan yang singkat, akibat kandungan proteinnya yang tinggi. Selain itu, tingginya kadar air dan kandungan nutrien lainnya, laju pertumbuhan dan perkembangan mikroba pada bakso akan terpacu dengan mudah.
Praktik penyimpanan pangan yang kurang baik menyebabkan produsen bakso memerlukan bahan tambahan makanan sebagai pengawet untuk memperpanjang masa simpan bakso.
Peneliti Institut Pertanian Bogor(IPB), Suminar Setiati Achmadi dan Ihsan Anggara dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), serta Hasri Dewantari Kusumaningrum dari Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) menjadikan asap cair cangkang kelapa sawit sebagai bahan pengawet bakso. Asap cair telah mulai banyak digunakan untuk memperpanjang masa simpan bahan pangan. Namun komposisinya sangat beragam, bergantung pada bahan baku dan penyiapannya.
Suminar mengatakan asap cair dengan bahan baku cangkang kelapa sawit sangat potensial, mengingat limbah ini cukup banyak diindustri minyak sawit. Selain itu, asap cair dari tempurung kelapa dinilai aman untuk produk pangan.
Penelitian yang dilakukannya ini bertujuan menyiapkan fraksi asap cair terbaik yang dapat memperpanjang umur simpan bakso daging sapi pada suhu ruang. Hasil penelitian membuktikan bahwa masa simpan bakso asap cair lebih panjang dan dapat bertahan hingga 18 jam pada suhu ruang.
Sebelumnya telah dilakukan penelitian yang sama, yang menunjukkan bahwa asap cair dapat digunakan sebagai salah satu pengawet dengan masa simpan bakso hingga 15 hari pada suhu 41 derajat celcius dengan menggunakan asap cair pada konsentrasi tujuh persen. Sesuai dengan praktik pedagang bakso keliling, dalam penelitian ini perpanjangan masa simpan dievaluasi pada suhu kamar.