REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cukup banyak para peneliti, penemu, dan mahasiswa di Indonesia membuat sepeda bertenaga surya. Tapi, jika sepeda yang dikembangkan mengedepankan aspek desain produk industri, belum banyak yang memulainya.
Pembuat sepeda Giasa Lutfiah menyatakan, karya sepeda bertenaga surya tersebut dirancang tidak saja dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, tapi juga dari sisi kenyamanan pengendaranya. Pemilihan bahan, rancang bangun berikut kelayakan produksi dilakukan sesuai dengan kebutuhan itu.
"Aspek-aspek tersebut sangat penting guna mendapatkan sebuah produk yang fungsional, bagus penampilannya, sekaligus bernilai ekonomi," katanya di Sinar Mas Land Plaza, Selasa (22/12).
Dengan mekanisme kerja yang tidak menggunakan pedal serta rantai, sepeda sebagai tugas akhir perkuliahan di Program Studi Desain Produk Industri, Institut Teknologi dan Sains Bandung, Deltamas, Bekasi ini lebih menyerupai autopad (otopet). Energi penggeraknya berasal dari baterai yang terhubung ke motor yang terletak di as roda belakang.
Penempatan baterai di bagian bawah, sekaligus berfungsi sebagai pijakan kaki pengendara membuat penampilan sepeda bernuansa warna putih dan hijau ini tetap cantik dan lebih ramping. Saat baterai habis, penggunanya mengoperasikan layaknya otoped.
Inspirasi awal Giasa datang dari kegemarannya bersepeda, dan melihat jika sepeda dapat menjadi wahana transpotasi alternatif bagi para mahasiswa ITSB seperti dirinya. Berdasarkan hasil survei dan penyebaran kuesioner, kata dia, para mahasiswa ITSB rata-rata membutuhkan waktu hingga sekitar dua jam dari tempat tinggal mereka ke kampus, dengan jarak tempuh sekitar 40 kilometer.
"Jarak tersebut cukup jauh bila harus ditempuh dengan sepeda konvensional, namun menjadi masalah saat harus ditempuh memakai mobil atau sepeda motor. Kemudian dikaitkan dengan upaya menggunakan energi terbarukan yang ramah lingkungan," ujarnya.
Panel surya yang menjadi sumber utama energi berada di bagian depan. Uji coba yang dilakukan mencatat sepeda ini mampu mencapai kecepatan hingga 20 km perjam dengan beban hingga seberat 100 kilogram, atau setara seorang dewasa yang membawa serta seorang anak kecil.
Artinya, dalam penggunaan maksimal, sepeda ini bisa dikendarai selama sekitar dua jam menempuh jarak sejauh 40 km sebelum dua buah batere berdaya 20 volt yang ada disana harus kembali diisi ulang. Caranya dengan membiarkan panel surya yang ada terjemur di bawah sinar matahari hingga lima jam.