REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Lulusan perguruan tinggi jangan berorientasi menjadi pegawai, tetapi harus menciptakan pekerjaan dengan menjadi wiraswasta.
"Dengan menjadi wiraswasta, berbagai jabatan prestisius pada akhirnya juga bisa dimasuki. Presiden dan Wakil Presiden RI sekarang juga muncul dari kalangan pengusaha," kata Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia Edy Suandi Hamid di Yogyakarta, Selasa (29/12).
Menurut dia, berbagai jabatan lain yang dulu langka bisa dimasuki pengusaha seperti menteri, ketua dan anggota parlemen, dan jabatan bergengsi lainnya kini banyak dipegang mereka yang berprofesi sebagai pengusaha.
"Jadi, pengusaha tidak lagi seolah dianggap sebagai pekerjaan kelas dua," kata Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu.
Oleh karena itu, kata dia, saat ini merupakan momentum tepat untuk membentuk pola pikir masyarakat agar tidak hanya berorientasi sebagai pencari kerja. Apalagi bermental priyayi yang hanya ingin menjadi pegawai negeri.
"Akibat mentalitas pencari kerja itu pengangguran di Indonesia menjadi tinggi termasuk lulusan perguruan tinggi," katanya.
Ia mengatakan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2015 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2015 menapak 7,56 juta orang atau 6,18 persen dari total 122,4 juta orang angkatan kerja.
"Angka itu mengalami peningkatan dibanding TPT Februari 2015 sebesar 5,81 persen dan TPT Agustus 2014 sebesar 5,94 persen. Sekitar 600 ribu penganggur terbuka itu lulusan perguruan tinggi baik diploma maupun sarjana," katanya.