REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir menyatakan pembangunan dalam bidang peternakan dapat dilakukan dengan riset inovatif.
"Pembangunan dalam bidang peternakan menjadi mutlak diperlukan. Cara ini dirasakan sangat efektif karena riset tersebut dapat menjadi acuan dalam pengembangan bidang peternakan," kata Nasir di Bogor, Jabar, Kamis.
Hal tersebut ia sampaikan dalam sambutannya saat Kunjungan Kerja ke PT Karya Anugerah Rumpin (KAR) Dalam Rangka Meninjau Wujud Keberhasilan Hasil Kerja sama LIPI dan PT KAR dalam "Implementasi Hasil Riset IB Sexing dan Embrio Transfer", khususnya perbaikan genetik sapi lokal, pembibitan, pembiakan, dan pembesaran sapi unggul.
Menurutnya, inovasi di dalam riset sebagai sebuah terobosan pengembangan pemanfaatan pengetahuan, keterampilan teknologi, dan pengalaman untuk menciptakan produk baru yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak, baik akademisi maupun praktisi.
"Hari ini kita patut berbangga dan berbahagia bahwa hasil inovasi peternakan sapi yang dihasilkan oleh litbang kita dapat diterapkan pada industri dan masyarakat'."
"Kekhawatiran dan rasa keraguan kita terhadap produk litbang nasional yang dianggap sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan industri atau masyarakat tidak sepenuhnya benar," tuturnya.
Ia berharap dengan hasil inovasi dalam sektor peternakan sapi ini, menjadi awal kontribusi iptek dalam mendukung program utama pemerintah dalam ketahanan pangan.
"Karena ketahanan pangan merupakan salah satu target yang ingin diwujudkan pemerintahan saat ini dalam upaya mencapai swasembada pangan, khususnya swasembada daging di tahun 2019.
Selain Menristekdikti, acara tersebut juga dihadiri Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, dan perwakilan Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Syahruddin Said.