REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Herry Suhardiyanto menyatakan, Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2016 akan melalui mekanisme ketat. Hal itu demi mendapat calon mahasiswa unggulan.
Para calon mahasiswa terpilih ini diharapkan mampu menyelesaikan studinya dengan tuntas. "Seleksi akan diikuti dengan instrumen untuk mendeteksi kecurangan. Tak ada perjokian," tegas Herry, saat ditemui di Gedung Kemenristek Dikti, Jakarta, pada, Jumat, (15/1).
Pemantauan hubungan antara nilai rapor dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) juga akan dilakukan. Berbagai upaya tersebut untuk menjemput mahasiswa berprestasi dari seluruh penjuru Indonesia.
Mulai pekan depan, semua sekolah dan siswa pun sudah dapat mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) dengan rekam akademis siswa. Data PDSS ini nantinya menjadi dasar pendaftaran SNMPTN.
Ketua Umum Panitia SNMPTN dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2016 Rochmat Wahab menjelaskan, berdasarkan data SNMPTN 2015, ada 21.228 sekolah yang mendaftar melalui PDSS. Dari angka tersebut, tercatat 852.093 siswa mendaftar seleksi melalui jalur undangan. sebanyak 152.097 di antaranya merupakan pendaftar bidikmisi.
"Dengan program sosialisasi yang efektif, diharapkan tahun ini jumlah sekolah dan siswa yang terdaftar meningkat. Khususnya sekolah dan siswa yang berasal dari daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal)," jelas Rochmat dalam Peluncuran SNMPTN di Kemenristek Dikti, Jakarta, Jumat, (15/1).
Ia menambahkan, kini PDSS sudah selesai dikembangkan dan siap digunakan. Lalu pada 18 Januari mendatang sudah bisa diakses oleh sekolah serta para siswa.