REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perguruan Tinggi (PT) diminta memperhatikan mutu dengan cara mendapatkan standar nasional. Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Bambang Prasetya mengungkapkan, banyak hasil inovasi Perguruan Tinggi (PT) yang belum memiliki standar nasional.
“Padahal standar nasional hasil inovasi itu penting,” ujar Bambang kepada wartawan usai acara Silaturahim Awal Tahun Badan Standardisasi Nasional (BSN) di Jakarta, Selasa (19/1).
Menurut Bambang, standarisasi ini penting karena terdapat sejumlah PT yang memiliki produk inovasi unggulan masing-masing. Jika tidak distandardisasi, maka produk inovasi PT akan sulit dikomersilkan ke masyarakat. Sementara masyarakat di berbagai daerah juga ikut menghasilkan berbagai produk inovatif.
Dalam pandangan Bambang, standardisasi produk itu bisa menjadi ujung tombak inovasi. Hal ini karena cara tersebut dinilai bisa bersaing dalam pasar global.
Menurut Bambang, keberadaan SNI ini penting karena dapat mendukung produk Indonesia dalam persaingan di pasar global. Apalagi saat ini Indonesia sudah masuk dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Untuk bisa menghasilkan SNI, Bambang mengatakan, BSN didukung juga oleh 1429 laboratorium. Selain itu, didukung pula oleh Lembaga Inspeksi, Lembaga Sertifikasi di seluruh Indonesia dan Komite Akreditasi Nasional (KAN).