Selasa 19 Jan 2016 17:41 WIB

Mahasiswa ITS Ciptakan Mesin Pembersih Kolam

Rep: Andi Nurroni/ Red: Esthi Maharani
Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember--ITS--, Surabaya
Foto: ITS
Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember--ITS--, Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, Merawat kolam untuk tetap bersih bisa jadi adalah pekerjaan rumah yang membosankan bagi sebagian orang. Kabar gembira, sekelompok mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menawarkan solusi berupa mesin pembersih kolam otomatis.

Mesin yang diberi nama Water Crap Remover (WCR) mendeteksi sampah yang jatuh ke permukaan kolam dengan menggunakan sensor inframerah. Sensor inframerah tersebut kemudian dikonversikan menjadi sinyal untuk menggerakkan tungkai penyapu.

Inovasi karya Arsyad Bunyanuddin dan tim ini telah berhasil meraih juara I dalam Industrial Design Exhibition (IDE) 2015 untuk kategori Otomasi Industri (OTI).

Berawal dari kegelisahan melihat lingkungan danau di ITS yang kurang terawat, Arsyad dan tim mengembangkan alat WCR ini. “Danau di ITS banyak yang kurang sedap dipandang lantaran banyaknya sampah menggenang di atasnya. Ini karena banyak yang belum sadar pentingnya kebersihan,” ujar Arsyad melalui siaran pers tertulis yang diterbitkan ITS, Selasa (19/1).

Arsyad menjelaskan, WCR memiliki tiga tuas penyapu atau swiper. Swiper utama, menurut Asyad, berada di tengah dan berfungsi menyapu atau mengarahkan sampah ke swiper lain di pojok alat. Swiper lain inilah yang berfungsi untuk mengarahkan sampah menuju swiper pembuang.

“Pembuang ini nantinya akan mengangkat sampah lalu membuang ke luar kolam secara otomatis. Sehingga sampah akan terkumpul di tepi kolam dan mudah diambil untuk dibersihkan,” ujar mahasiswa angkatan 2014 ini.

Meski tergolong sederhana dalam cara kerjanya, Arsyad meyakini justru itu letak keunggulan alat WCR. Ia berencana akan mematenkan alatnya sebelum dikomersilkan nantinya. Meski demikian, alat ini ternyata mempunyai kelemahan karena komponennya belum bekerja secara maksimal. Menurutnya, hal ini karena adanya keterbatasan dana saat perancangan alat.

“Tapi kami tetap akan berusaha mengembangkan alat ini agar siap dikomersilkan,” pungkasnya optimistis.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement