REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Bimbingan Tes Alumni (BTA) Hasahatan Manullang mengatakan, dalam pemilihan jurusan di perguruan tinggi, banyak calon mahasiswa yang didominasi orangtua dalam pemilihan minat dan jurusan.
"Misalnya orangtua dokter. Maka ia juga ingin anaknya memilih jurusan kedokteran, bukan jurusan musik," katanya, Selasa, (23/2).
Peran orangtua, terang Hasahatan, tak bisa diabaikan dalam pemilihan jurusan sebab mereka yang membiayai anak-anaknya kuliah. Namun sebenarnya kunci utamanya ada di anak sebab dia yang akan menjalani hari-hari perkuliahan, bukan orangtuanya.
"Faktanya ada anak yang diterima di perguruan tinggi ternama tapi selama setahun tak masuk kuliah karena jurusan tersebut pilihan orangtuanya, bukan keinginannya sendiri. Makanya harus mengambil jalan tengah, orangtua dan anak kerjasama, orangtua mendukung minat si anak."
Saat ini jurusan yang diminati oleh calon mahasiswa, ujar Hasahatan, antara lain teknik informatika di bidang eksak dan jurusan hukum di bidang sosial. "Mungkin Hotman Paris yang memakai mobil Lambhorgini ke mana-mana membuat anak-anak tertarik di dunia hukum."
Namun, ujar dia, saat didalami anak-anak tersebut memilih jurusan hukum karena mereka ingin menjadi kerja di bidang notariat. "Sampai sekarang masih jadi favorit."
Selama ini, lanjut Hasahatan, orangtua kebanyakan tahunya perguruan tinggi negeri itu UI, Unpad, UGM. Padahal masih banyak perguruan tinggi negeri lainnya yang bagus yang harus diketahui orangtua dan calon mahasiswa.
Kepala Kantor Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Indonesia (UI) Emil Budianto mengatakan, saat ini daya tampung penerimaan mahasiswa baru UI sebanyak 4.250 mahasiswa. Penerimaan mahasiswa baru dilakukan lewat SNMPTN dan Simak UI.
Sedangkan daya tampung UGM untuk penerimaan mahasiswa baru sebanyak 7.000, Unpad 6.300, Undip 7.200, Unair 5.300, ITS 3.200, UNY 3.400, dan UNS 3.097.