REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Puluhan mahasiswa ITS Surabaya mengarak tim mobil "Sapu Angin" ITS Surabaya yang meraih juara pertama tingkat Asia untuk kategori "Urban Concept Diesel" dalam "Shell Eco Marathon Challenge Asia (SEMA) 2016" di Filipina, untuk berkeliling kota.
Sambutan dari sekitar 70-an mahasiswa ITS dan sejumlah dosen itu dilakukan sejak dari ruang kedatangan di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda Surabaya, Selasa (8/3) pagi, meski mereka harus menunggu satu jam lebih untuk proses keimigrasian.
Setelah itu, 11 anggota Tim Sapu Angin itu mendapat pengalungan bunga dari Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS Bambang Pramujati, yang disambut dengan teriakan yel-yel "Vivat ITS, Vivat Sapu Angin".
Ucapan selamat dan pelukan dari sejumlah rekan mahasiswa dan dosen pun berlanjut hingga keluar pintu kedatangan Terminal 2 Bandara Juanda Surabaya, lalu mereka melakukan arak-arakan kendaraan ke tengah kota.
Arak-arakan bus, mobil, dan sepeda motor itu melintasi Bundaran Aloha, Bundaran Waru, Jalan Ahmad Yani, Jalan Raya Darmo, Jalan Basuki Rahmat, Jalan Gubernur Suryo, Jalan Yos Sudarso, Jalan Moestopo, hingga Kampus ITS.
"Kami menyambut kedatangannya, karena kami bangga. Paling tidak bisa mengangkat nama Indonesia di dunia," ujar mahasiswi semester 6 Jurusan Teknik Mesin (D3) ITS, Siti Hartati Nurhidayah, kepada Antara setelah membawakan kalungan bunga.
Dalam kesempatan itu, Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS, Dr Ir Bambang Pramujati mengatakan kedatangan Tim Sapu Angin ITS itu disambut langsung oleh Rektor ITS Prof Joni Hermana di halaman rektorat kampus setempat.
"Mereka hanya menyerahkan Piala SEMA 2016 kepada rektor, karena mobil Sapu Angin masih harus menempuh perjalanan tiga minggu dari Filipina ke Tanah Air," ucapnya.
Namun, katanya, Tim Sapu Angin itu tidak bisa bersikap santai lagi, karena tanggal 3 Juli sudah harus ke London untuk mengikuti kejuaraan serupa di tingkat Eropa.
"Tim Sapu Angin ITS sudah enam kali ini menjadi juara pertama untuk kategori 'Urban Concept' sejak tahun 2010, namun baru kali ini ada kebijakan bahwa juara pertama akan dikirim ke kejuaraan di tingkat Eropa dan Amerika," ujarnya.
Sementara itu, anggota Tim Sapu Angin, Bima Putra menyatakan syukur atas kemenangan yang diraih ITS, karena prestasi itu tidak lepas dari usaha maksimal dan takdir. "Kemenangan itu tidak mudah kami raih, tapi kami yakin bahwa usaha maksimal akan mendatangkan takdir yang baik. Karena itu, kami bersyukur ada tim yang mewakili negara kita ke London," kata mahasiswa D3 Teknik Mesin itu.
Prestasi itu diraih Tim Sapu Angin ITS setelah mencatat hasil terakhir pada angka 250 km per liter atau jauh di atas posisi kedua dari Tim UNS yang mencapai 133 km per liter.