REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Tim Universitas Pembangunan Nasional Veteran (UPNV) Yogyakarta, Sabtu, mengunjungi komunitas Samin di Dusun Jepang, Desa/Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, untuk penyusunan buku terkait Ki Samin Surosentiko.
"Penyusunan buku terkait perjuangan Ki Samin Surosentiko ini, untuk menunjang pengembangan wisata budaya di Dusun Jepang," kata Kepala Puslitbang LPPM UPNV Yogyakarta Dr. Sri Suryaningsum, di Dusun Jepang, yang menjadi komunitas Samin di Bojonegoro.
Dalam kunjungannya itu, ia didampingi dengan Tim UPNV Yogyakarta lainnya yaitu Dr. Prayudi, Dr.Edi Susilo, Dyas Prastiwi Kusmastuti, S.Kom, dan Kepala Bidang Pengembangan dan Pelestarian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Suyanto.
Kepada Hardjo Kardi (84), trah Samin Surosentiko di Dusun Jepang, ia menjelaskan kunjungan Tim UPNV Yogyakarta untuk mendalami sejarah perjuangan Ki Samin Surosentiko, selama melawan penjahan Belanda.
"Kami datang kesini, karena ingin belajar tentang perjuangan Ki. Samin Surosentiko," ucap Sri Suryaningsum, kepada Hardjo Kardi.
Menanggapi hal itu, Hardjo Kardi menguraikan perjalanan Ki Samin Surosentiko, selama melawan penjajahan Belanda, juga sampai dibuang ke Sawahlunto, Sumatera.
Ia juga menyampaikan prinsip dasar ajaran Ki Samin Surosentiko, yang intinya manusia tidak boleh iri, dengki dan sewenang-wenang terhadap sesamanya.
Terkait sejarah Ki Samin Surosentiko, Kepala Bidang Pengembangan dan Pelestarian Budaya Disbudpar Bojonegoro Suyanto, menjelaskan tim sejarah Bojonegoro pernah menelusuri keberadaan makam Ki Samin Surosentiko di Sawahlunto, Sumatera Barat.
Tim sejarah Bojonegoro, lanjut dia, mendapati makam Ki Saminsurosentiko, berada di lereng sebuah bukit di dekat lokasi penambangan batu bara.
"Di Sawahlunto, ternyata Ki Samin Surosentiko, juga ditokohkan. Bahkan, di Sawahlunto, ada sebuah gua bekas penambangan batu bara yang dinamakan gua Suro," tuturnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan di lokasi komunitas Samin di Dusun Jepang, juga akan dibangun sebuah patung separuh badan Ki Samin Surosentiko.
Rencananya, lanjut dia, patung itu, akan ditempatkan di atas tanah Perhutani di jalan masuk ke dusun setempat. Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ngawi, sudah menyetujui lokasi tanahnya dimanfaatkan lokasi patung.
"Keluarga Hardjo Kardi juga setuju terkait pemasangan patung, setelah kita jelaskan bahwa tujuan pemasangan patung untuk mengenang ajaran luhur Ki Samin Surosentiko tentang kejujuran," jelas dia.