REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sebanyak 17 tim mobil berbahan bakar reaksi kimia dari sembilan universitas terkemuka di Indonesia mengikuti "Indonesia Chem-E-Car Competition (ICECC) 2016" di Gedung Robotika ITS Surabaya, pada 21-24 April ini.
"Tahun lalu ada 19 tim dan tahun ini sebenarnya ada 19 tim juga, tapi dua tim asing batal ikut yakni tim Malaysia dan tim Bangladesh, karena ada kendala teknis," kata Wakil Ketua ICECC-2016 Deninta Nur Iwara di sela kompetisi itu, Sabtu (23/4).
Ke-17 tim itu berasal dari ITS, UB, UNS, Polban, UMI, UGM, UI, Undip, dan UPN. Mereka mengikuti serangkaian kegiatan yakni technical meeting (21/4), lomba presentasi (22/4), race (23/4), dan wisata keliling Surabaya serta pengumuman (24/4).
"Untuk race, setiap dari 17 tim melakukan dua kali race. Race yang disepakati 15 sentimeter, jadi pemenangnya adalah mobil yang bergerak paling mendekati 15 sentimeter," katanya.
Hasil akhir dari semua tim akan dinilai oleh tiga juri yakniDr Chi Minh Phan (Curtin University, Australia), Prof Dr.Ing Ir Misri Gozan M.Tech IPM (Sekjen BK PII), dan Dr Siti Machmudah ST MSc PhD (dosen FTI ITS).
"Sabtu (23/4) malam, para juri akan melakukan penilaian dan hasilnya akan diumumkan pada Minggu (24/4) malam," katanya.
Indonesia Chem-E-Car Competition (ICECC), yaitu kompetisi Chem-E-Car satu-satunya di Indonesia dan salah satu yang terbesar dunia. ICECC telah diselenggarakan selama empat tahun berturut-turut, sehingga ICECC 2016 merupakan ICECC ke-5.
ICECC adalah kompetisi untuk membuat prototipe mobil yang digerakkan oleh reaksi kimia. Perlombaan dilakukan dengan memberi beban di atas mobil masing-masing.
Selanjutnya, mobil berjalan dan berhenti dengan jarak lintasan yang sudah ditentukan, mobil harus berhenti karena efek dari reaksi kimianya. "Ada mobil yang bergerak karena reaksi kimia dengan garam, peroksida, dan sebagainya," kata mahasiswi semester VI FTI ITS itu.