REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor menyatakan penggunaan pestisida yang sudah di luar batas anjuran atau berlebihan justru akan memicu kekebalan pada hama tanaman.
"Sebenarnya ada cara yang lebih efektif dan murah yang dapat dilakukan oleh petani untuk memberantas hama tanaman, seperti dengan melakukan pengendalian hama terpadu, penggunaan agen hayati," kata Ketua Departemen Proteksi Tanaman IPB Suryo Wiyono dalam penjelasan yang diterima di Pekalongan, Selasa (26/4).
Menurut dia, penggunaan agen hayati seperti tricoderma, fusarium nonpathogenic, pengambilan kelompok telur dan dikombinasikan dengan penggunaan bibit, serta lahan yang sehat, akan mengurangi risiko gagal bahkan dapat panen dengan baik. Pendekatan praktik budi daya sarat racun selama ini, kata dia, telah terbukti tidak berhasil menyelesaikan masalah.
"Selama ini terjadi sesat pemahaman penanganan hama penyakit bawang merah seolah penggunaan pestisida atau racun adalah yang paling efektif padahal dengan semakin tinggi penggunaan racun, justru hama penyakit akan makin kebal dan tidak efektif karena hama berada dalam batang bawang," katanya.
Menurut dia, berdasarkan hasil kajian Klinik Tanaman IPB, penggunaan pestisida sudah di luar batas anjuran karena selama semusim petani bisa menyemprotkan pestisida pada tanaman 20 hingga 25 kali. Selain itu, kata dia, petani juga sering mengoplos atau mencampur pestisida lebih dari tiga jenis, sehingga berdampak pada aspek kesehatan dan keseimbangan lingkungan.
"Hal yang perlu diingat lagi, pola budi daya bawang merah semacam itu sangat boros modal. Dengan harga jual yang tidak pasti potensi kerugian yang ditanggung petani semakin tinggi," katanya.