Rabu 11 May 2016 17:31 WIB

Mahasiswa UB Perkenalkan Teknologi Fermentasi Kepada Warga Desa

Rep: Lintar Satria/ Red: Dwi Murdaningsih
Yogurt
Foto: flickr
Yogurt

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Desa Ngabab di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang terkenal dengan potensi susu yang melimpah. Salah satunya yang dihasilkan oleh kelompok peternak Dworowati. Rendahnya harga penjualan susu membuat kelompok peternak ini berinisiatif membuat pengolahan susu mandiri untuk meningkatkan nilai jual susu melalui produk olahan susu yaitu yoghurt.

Namun tingginya nilai jual ini tidak sebanding dengan umur yogurt tersebut. Inilah yang mendasari empat orang mahasiswa Universitas Brawijaya dalam membuat mesin fermentasi yogurt. Mas Wisnu Aninditya, Nada Mawarda Rilek, M. Ghadafy dan Sri Handayani Nofiyanti, mahasiswa lintas jurusan Universitas Brawijaya menggagas mesin Authomatic Yoghurt Bioreactor (AYTRON ).

Dibawah bimbingan dosen mereka Yusron Sugiarto, para mahasiswa membuat mesin yang mengkombinasikan teknologi pemanasan electrical heating dan fuzzy logic control. Electrical heating merupakan sistem pemanasan yang mampu meratakan panas pada udara lingkungan sebagai bentuk Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Teknologi DIKTI tahun 2016.

"Untuk mendukung kinerja electrical heating, maka bioreaktor dilengkapi dengan fuzzy logic yaitu sistem kontrol cerdas yang dapat diimplementasikan pada suhu bioreaktor yoghurt," kata Wisnu.

AYTRON menggunakan algoritma fuzzy logic agar suhu menjadi lebih stabil dan panas yang cepat merata. Hal tersebut mengakibatkan setting time menjadi lebih cepat dan dapat meminimalisir error, sehingga proses pembuatan yoghurt hanya memerlukan waktu 4-6 jam dan tingkat kegegalan proses menjadi rendah.

Permasalahan produksi yogurt Dworowati, menurut Wisnu, masih menggunakan proses konvensional yaitu fermentasi pada wadah tertutup dengan suhu ruang 18-270 Celcius sehingga proses produksi menjadi lama yaitu 12-18 jam.

AYTRON, menurutnya, dibuat untuk menyelesaikan permasalahan warga desa. AYTRON merupakan bioreaktor yoghurt pada proses fermentasi yang dirancang khusus untuk mampu bekerja secara otomatis pada suhu yang telah disesuaikan dengan kebutuhan suhu optimal pertumbuhan Lactobacillus Bulgaricus dan Streptococcus Termophillus (starter) pada proses fermantasi yoghurt dengan suhu 430 C.

Setelah melakukan sosialisasi, tim ini akan mulai menerapkan AYTRON di Desa Ngabab, Pujon, Kabupaten Malang. Diharapkan dengan menggunakan AYTRON, dapat meningkatkan produktivitas Kelompok Peternak Dworowati dalam produksi yoghurt sehingga mampu bersaing dalam MEA Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement