Jumat 20 May 2016 00:54 WIB

4 Kampus Dapat Dana Riset untuk Ketahanan Pangan

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
riset di laboratorium
Foto: google
riset di laboratorium

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menyelenggarakan proyek pengembangan riset dengan empat universitas (4 in 1). Program yang berupa proyek pembangunan Center of Excellence (CoE) ini mendapat dukungan dari  Pinjaman Hibah Luar Negeri Islamic Development Bank (PHLN IDB) sebesar 189 juta dolar AS.

“Milestone proyek pengembangan empat universitas ini diharapkan selesai dalam jangka waktu empat tahun,” kata Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek, Kemenristekdikti, Ali Ghufron Mukti melalui siaran pers, Kamis (19/5).

Pembangunan ini diharapkan selesai pada 2019 sejalan dengan penginstalan semua peralatan gedung Center of Excellence (CoE) di empat kampus ini. Ghufron menjelaskan, pembangunan CoE ini difokuskan untuk ketahanan pangan Indonesia. Dalam hal ini untuk meningkatkan kualitas produksi beras Indonesia melalui pengembangan karakteristik genetika. Harapannya, dapat menghasilkan produksi unggulan beras Indonesia.

Sementara ihwal kolaborasi riset yang dilakukan oleh empat perguruan tinggi ini, kata Ghufron, akan berupa pengembangan di bidang Genetik Marker oleh Universitas Jember. Pengembangan ini nantinya akan menjadi Pusat Teknologi Pangan dan Kesehatan. Kemudian Universitas Negeri Malang akan melakukan pengembangan di bidang Genetik Mapping yang nantinya akan menjadi Pusat Inovasi Pendidikan.

Selanjutnya, Universitas Mulawarman mengembangkan Morphological Character menjadi Pusat Kajian Tropis untuk bidang tumbuhan dan penyakit. Sementara analisis Physicochemical dilakukan oleh Universitas Tirtayasa yang akan menjadi Pusat Teknologi Ketahanan Pangan.

Berkenaan dengan hibah pembangunan Center of Excellence (CoE) kepada keempat universitas ini, Ghufron menegaskan, ini dilakukan berdasarkan laporan United Nations Development Programme (UNDP) 2014. Laporan ini menyebutkan, peringkat Indeks Pembangunan Manusia Indonesia berada di posisi 108 dari 187 negara.

Atas hal itu, Ghufron menilai, keempat universitas ini dinilai sudah siap dalam pemberdayaan SDM maupun infrastrukturnya. Untuk itu, diberikan dorongan berupa pemberian dana untuk dapat lebih meningkatkan daya saing sumber daya manusia yang profesional dan terampil.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement