REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah melalui Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sedang melakukan pemetaan riset di perguruan tinggi.
"Pemetaan tersebut akan menghasilkan pemetaan unggulan perguruan tinggi. Pemetaan itu diharapkan selesai pada akhir tahun 2016," kata Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Kemristekdikti Ocky Karta Radjasa, Sabtu (21/5).
Ocky mengatakan melalui pemetaan itu nanti akan diketahui unggulan yang dimiliki satu perguruan tinggi.
"Masyarakat secara otomatis juga akan mengetahui keunggulan tiap-tiap perguruan tinggi di Indonesia," katanya.
Menurut dia, ada indikator untuk mengukur keunggulan masing-masing perguruan tinggi, antara lain jumlah jurnal yang terindeks, jumlah publikasi pada jurnal internasional, jurnal yang terakreditasi nasional, buku ajar, prototipe hasil penelitian, dan HAKI yang dimiliki.
"Saat ini juga sedang disusun Rencana Induk Nasional (RIN) di bidang riset dan pengabdian kepada masyarakat," kata Ocky.
Ia mengatakan sesuai UU Nomor 12/2012, 30 persen dari total dana Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) sebesar Rp1,365 triliun wajib dikucurkan untuk kegiatan riset perguruan tinggi dengan beberapa bidang prioritas yang akan dicantumkan dalam RIN.
Bidang prioritas riset itu antara lain kesehatan dan obat-obatan, energi dan energi terbarukan, transportasi dan manajemen maritim, ketahanan pangan, pertahanan dan teknologi pertahanan, serta sosio humaniora dan pendidikan.
"Sampai saat ini kami masih menerima berbagai usulan agar beberapa bidang dimasukkan. Misalnya soal lingkungan," katanya.