REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Rektor IV Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka), Zamah Sari mengatakan, salah satu penyebab tertinggalnya perguruan tinggi di Indonesia dibandingkan dengan perguruan tinggi di ASEAN adalah rendahnya perhatian peneliti Indonesia pada penulisan dan penerbitan karya ilmiah.
Menurut Scimago Journal & Country Rank (SJR), sebuah institusi pemeringkat jurnal ilmiah dunia, karya ilmiah peneliti Indonesia pada posisi rangking menengah ke bawah di ASEAN.
"Padahal rakyat Indonesia jauh lebih besar daripada Malaysia dan Singapura. Namun yang menarik, malah perguruan tinggi Singapura mampu mengalahkan peringkat universitas-universitas ternama Amerika dan Eropa," katanya, Rabu (1/6).
Karena itu, terang Zamah, Uhamka membentuk Islamic Science Research Network (ISRN) untuk meningkatkan kualitas Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) di Indonesia. ISRN bertujuan mendorong kolaborasi riset antar PTM yang targetnya meningkatkan mutu dan rangking perguruan tinggi.
Berkaitan dengan hal itu, ujar dia, ISRN siap menyelenggarakan Konggres Cendekiawan Muhammadiyah pada Agustus mendatang. Salah satu agendanya membentuk Himpunan Cendekiawan Muhammadiyah (HCM).
"Diharapkan HCM ini akan menjadi driver kolaborasi di antara Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Sebagai perguruan tinggi swasta kami tak mungkin mengharapkan bantuan pemerintah yang terbatas sumber dayanya."
Apalagi, kata Zamah, pemerintah sendiri saat ini menghadapi masalah yang cukup besar. Yakni berupaya mendongkrak perguruan tinggi negeri yang peringkatnya masih terpuruk di dunia.