REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) mengembangkan robot humanoid (setengah manusia) seukuran remaja dengan nama FLOW yang merupakan riset bersama dosen-mahasiswa.
"Selama ini, robot humanoid itu merupakan robot soccer yang ukurannya kecil, tapi FLOW itu seukuran remaja yakni 1 meter lebih," kata anggota tim FLOW Barorotul Abror di kampus PENS, Rabu (1/6).
Ia bersama empat rekannya, yakni Hardian A, Ajir, Rindu Wardana, dan Dimas Pristo V, serta seorang dosennya Ir Dadet Pramadihanto M.Eng PhD, memamerkan robot FLOW di depan peserta Simposium Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) 2016 di Gedung Pascasarjana PENS.
"Rencananya, robot FLOW yang kami rancang sebagai penelitian bersama oleh empat dosen dan lima mahasiswa itu akan kami bawa dalam kompetisi tingkat dunia di Jepang pada tahun 2017," katanya.
Di sela simposium KRSBI 2016 yang diikuti 40 pemakalah dari puluhan universitas/politeknik itu, ia mengatakan FLOW yang memukau peserta simposium itu sebenarnya masih bisa jalan dan belok ke kanan atau kiri.
"FLOW belum kami lengkapi dengan inteligensia untuk bisa bergerak sesuai perintah secara computerized. Maklum, kami baru tiga bulan merancangnya dan kami sempat kesulitan dalam mengatur keseimbangan dan mekaniknya," katanya.
Mahasiswi Teknik Komputer itu mengaku FLOW akan dikembangkan terus hingga mampu mendekati kompleksitas manusia, meski tentu saja semuanya masih dalam kendali program komputer yang dirancang manusia.
Senada dengan itu, dosen pembimbing tim FLOW Ir Dadet Pramadihanto M.Eng PhD yang juga Kepala Pusat Riset Robotika PENS mengatakan FLOW akan dikembangkan hingga mampu melakukan gerak imitasi manusia. "Kami juga akan mengembangkan inteligensia robot itu dan inilah bagian yang paling memiliki kompleksitas, namun bila sudah jadi akan dapat membantu manusia dalam melakukan tugas yang dikendalikan manusia juga," katanya.
Dadet Pramadihanto yang juga merupakan Juri Nasional KRSBI itu mengaku FLOW sudah menghabiskan dana sekitar Rp 400 juta-an dengan dilengkapi 41 motor penggerak yang semuanya masih impor dari Korea Selatan.
Secara umum, perkembangan robot sepak bola di Indonesia termasuk sistem dan teknologinya sudah sangat luar biasa seperti dikupas dalam 40 makalah pada The 4th Indonesian Symposium on Robot Soccer Competition (ISRSC) 2016.
"Ke depan, bukan tidak mungkin robot ini dapat menggantikan manusia, utamanya dapat berinteraksi dan bekerja menggantikan manusia tanpa merusak lingkungan sosial yang telah terbentuk," katanya, didampingi pembicara dari LIPI Prof. Dr. Estiko Rijanto.