REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah perguruan tinggi negeri mengaku kesulitan melakukan penyesuaian dengan adanya penurunan kuota beasiswa bidikmisi. Rata-rata penurunan kuota beasiswa bagi siswa berpretasi dari keluarga tidak mampu itu mencapai 50 persen.
Pembantu Rektor III Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof Darsono, mengakui ada pengurangan kuota beasiswa bidikmisi sebanyak 50 persen dari kuota sebelumnya. Tahun ini, UNS hanya mendapat kuota bidikmisi untuk 600 mahasiswa.
"Tahun - tahun sebelumnya, kuota yang kami dapatkan sekitar 1.200-1.300 mahasiswa. Memang jatah kuota yang berkurang sudah ditentukan dari pusat," ujar Sudarsono ketika dikonfirmasi Republika, Kamis (2/6).
Dia melanjutkan, faktor bertambahnya jumlah perguruan tinggi dan kondisi pagu anggaran bidikmisi yang tidak berubah diduga menjadi penyebab utama menurunnya kuota bidikmisi secara nasional. Berdasarkan penjelasan dari Dikti, tutur Darsono, jumlah perguruan tinggi negeri saat ini sudah mencapai ratusan. Sebelumnya, masih ada 98 perguruan tinggi negeri yang mendapat jatah pembiayaan beasiswa bidikmisi.
"Karena pagu anggaran tetap sama, maka kuota bidikmisi yang harus disesuaikan. Informasi yang kami dapat, rata-rata ada penurunan sebanyak 50 persen di hampir semua universitas," ungkap Darsono.
Dia menjelaskan, saat ini sudah ada sekitar 400 calon mahasiswa penerima bidikmisi yang lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) UNS. Artinya, sekitar 200 an kesempatan bidikmisi yang belum terisi akan diberikan kepada calon mahasiswa yang masuk dengan jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan jalur seleksi mandiri.
Namun, hasil seleksi di atas belum merupakan jumlah final. Darsono mengakui ada kesulitan untuk menyesuaikan kuota dengan hasil seleksi mahasiswa. Sebab, pihaknya memperkirakan jumlah total calon mahasiswa yang nantinya akan terjaring seleksi beasiswa bidikmisi melebihi kuota yang ada.
"Kami akui memang sulit. Tetapibada alternatif pembiayaan lain dengan dana dari ikatan alumni," tambah dia.