Kamis 02 Jun 2016 16:15 WIB

Solusi UNS Bagi Mahasiswa tak Mampu Agar Tetap Kuliah

Rep: Andrian Saputra/ Red: Dwi Murdaningsih
Beasiswa
Beasiswa

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Turunnya kuota bidik misi menjadi masalah tersendiri disejumlah Universitas dan Perguruan Tinggi Negeri. Namun, itu tak berlaku di Universitas Sebelas Maret (UNS).

Meski tahun ini kuota bidik misi turun drastis dari 1.300 kuota menjadi 600 kuota mahasiswa. UNS punya solusi bagi ratusan mahasiswa baru yang tak masuk bidik misi, sedang kondisi ekonominya tak dapat membiayai kuliah bahkan untuk membayar UKT sekalipun.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Sutarno mengatakan berdasarkan SK Rektor nomor 557/J27 KM/2004 tentang pedoman pemberian dispensasi pembayaran, SPP, Biaya Pengembanga Institusi bagi Mahasiswa UNS. Mahasiswa baru diberi penangguhan untuk membayar biaya UKT.

"Sehingga ada penundaan, pengurangan, bahkan sampai pembebasan kalau betul-betul tidak mampu, syaratnya lolos dan sudah menjadi mahasiswa. Jadi kalau tidak dapat bidik misi kita akan lempar mahasiswa mengikuti SK itu," tutur Sutarno saat ditemui Republika.co.id pada Kamis (2/6) siang.

Ia menjelaskan jika mahasiswa baru tersebut merasa terbebani dengan biaya UKT. Maka mahasiswa bersama orang tua dapat langsung berkonsultasi dengan pihak kampus. Tahap pertama kata Sutarno, kampus akan memberikan tenggang waktu selama tiga bulan untuk melunasi biaya UKT. Jika tidak mampu maka biaya akan disesuaikan dengan kemampuan dan penghasilan orang tua atau mahasiswa. Penyesuaian mulai dari level I Rp 500 ribu dan level II Rp 1 juta.

"Setelah masuk data, berdasarkan penghasilan jatuhnya UKT tidak cocok, kita kasih waktu menyanggah, silahkan bawa persyaratan kemudian diskusikan, pase piro (berapa cocoknya)? Dengan catatan tidak berbohong. Setlah itu kita akan lempar ke level sesuai kemampuannya," tuturnya.

Ia mengatakan solusi pembiayaan kuliah tidak hanya bagi mahasiswa baru, tapi juga bagi mahasiswa lama. Mahasiswa yang terkendala dalam kuliahnya pun dapat mengajukan penangguhan, pengurangan hingga pembebasan biaya. Namun kampus pun tetap melakukan seleksi agar program internal kampus itu dinikmati oleh mahasiswa yang benar-benar kesulitan dalam pembiayaan.  

Saat ini untuk membiayai mahasiswa yang terkendala itu kata dia pihak kampus telah mengeluarkan Rp 1 miliar lebih. Kata Sutarno hal itu merupakan respons kampus terhadap kondisi ekonomi sosial terutama mahasiswa yang tengah mencari ilmu di UNS.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement