Jumat 17 Jun 2016 15:09 WIB

Ini Tantangan SDM yang Dimiliki Indonesia Saat Ini

Diskusi Swiss German University tentang SDM.
Foto: SGU
Diskusi Swiss German University tentang SDM.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualifikasi sumber daya manusia menjadi tantangan sendiri dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kompetensi dan latar belakang pendidikan dari tenaga kerja Indonesia menjadi salah satu hal krusial dalam persaingan di MEA. Para pekerja tersebut dituntut untuk memiliki keterampilan yang mumpuni, cerdas, kreatif, dan inovatif.

Menurut survei yang dilakukan EIU (Economist Intelligence Unit)/SHRM (Society for Human Resource Management) Foundation di tahun 2013, tantangan terbesar dalam pengembangan sumber daya manusia terampil di tengah era globalisasi ini adalah ketidakselarasan antara kompetensi yang dihasilkan oleh institusi bersistem pendidikan tradisional dengan kompetensi yang sesungguhnya dibutuhkan oleh pelaku industri.

Menyikapi kondisi ini, Swiss German University (SGU) mengadakan talkshow yang mengusung tema 'Internationalization & Industry Oriented Higher Education System'. Upaya penyelerasan kompetensi ditegaskan oleh Sutrisna Wibawa, Sekretaris Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Dia mengatakan pemerintah melalui Kemenristek DIKTI selalu berupaya dalam meningkatkan kualitas lulusan pendidikan tinggi Indonesia salah satunya dengan terus memperbarui standar nasional pendidikan tinggi.

Tantangan lain yang dihadapi secara global termasuk lemahnya ‘soft-skills’, kemampuan beradaptasi dan ‘interpersonal communication’ seperti dinyatakan dalam ‘Global Talent Index’ yang dirilis oleh EIU (Economist Intelligence Unit) di tahun 2012. Sebesar 52 persen pelaku industri di Asia Pasifik mengatakan bahwa kelemahan terbesar dari sumber daya manusia yang tidak lolos proses rekrutmen adalah lemahnya soft-skills secara khusus kreatifitas dalam menghadapi tantangan pekerjaan dan ketrampilan komunikasi yang baik.

Ina Liem selaku pengamat pendidikan sekaligus CEO Jurusanku.com melihat pentingnya pembentukan soft skill sejak dini khususnya di dalam keseharian kegiatan belajar–mengajar pendidikan. “Pengetahuan dan keterampilan praktek atau practical skills memang menjadi modal utama bagi setiap lulusan pendidikan tinggi. Tapi di era masa kini dimana akses terhadap pengetahuan dan keterampilan sangatlah luas, soft-skills memiliki peranan terpenting sebagai penentu kesuksesan lulusan baik untuk pengembangan usaha atau penciptaan peluang bisnis, terutama dalam menghadapi era globalisasi dan MEA,” kata Ina Liem.

Rektor SGU Filiana Santoso mengatakan SGU berorientasi membentuk pengetahuan dan ketrampilan yang diarahkan sesuai dengan ekspektasi industri serta menanamkan prinsip–prinsip dalam bekerja yang didapat dari pengalaman mahasiswa. “Pembentukan karakter dan soft-skills dibentuk dari lingkungan belajar mahasiswa, pengintegrasian standar internasional dan kebutuhan industri ke dalam kurikulum dan program magang yang secara khusus terbagi di dalam negri dan luar negri, khususnya Eropa,” kata Filiana.

SGU menyediakan program pendidikan yang inovatif melalui 11 studi program sarjana dan 3 pasca sarjana dengan pemberian dual/triple degree dari mitra–mitra institusi internasional ternama dan kerja sama industri dengan lebih dari 250 perusahaan yang tersebar di Indonesia dan Eropa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement