REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Kampus Unismuh Makassar bekerja sama dengan Kantor Urusan Internasional (KUI) Unismuh Makassar akan menyelenggarakan ICONEG 2016 (International Conference on Ethics in Governance). Kali ini, tema yang diambil yakni isu Intersecting Law, Religion and Politics.
Kampus Unismuh Makassar mengundang peneliti, akademisi, mahasiswa dan praktisi untuk berpartisipasi dan menyebarkan pengetahuan terkait dengan isu-isu yang diangkat dan marak bergulir secara nasional dan internasional. Hal yang sangat menarik pada kegiatan ini adalah akan dihadirkannya beberapa Keynote Speaker dari Asia dan Eropa di Kampus Unismuh Makassar pada Desember mendatang.
Andi Luhur Priyanto, penanggung jawab kegiatan ini mengatakan bahwa korespondensi dengan beberapa pemateri telah berjalan dengan maksimal dan mereka bersedia datang pada undangan tersebut. Tokoh-tokoh yang akan hadir diantaranya Prof. Wolfgang Drechler (Estonia), Prof. Dr. Onder Kutlu (Turki), Prof. Masaki Okamoto (Jepang), dan Prof. Madya Dr. Mohd. Afandi Bin Saleh (Malaysia).
“Alhamdulilah mereka telah merespons dengan baik undangan kami ke Indonesia”, ungkap Andi.
ICONEG 2016 direncanakan terlaksana pada tanggal 19-20 Desember 2016. Penyelenggara cukup optimistis sebab sudah banyak registrasi sebagai peserta biasa dan pemakalah. Momen ini menjadi kesempatan emas oleh para pemburu momen publikasi ilmiah, karena ditunjang oleh kesempatan publikasi ke Jurnal terindeks Scopus ataupun Thompson terbuka lebar bagi siapapun.
“Saya pikir semua orang bisa dan kami membukakan jalur atau kesempatan”, tambahnya.
Ketua KUI Unismuh, Erwin Akib menyarankan kepada panitia untuk senantiasa memanfaatkan jaringan Internasional Unismuh Makassar yang telah terjalin dan dibangun, bentuk realisasi yang sangat memungkinkan adalah visiting professor, seminar exchange, dan beberapa hal yang bisa menyemarakkan kegiatan ini. Hal ini sangat menunjang kredibilitas universitas di mata dunia tentunya.
“Pihak penyelenggara juga telah berkoordinasi dengan Elsevier dan Proceedia sebagai wadah publikasi nantinya. Tentu saja kita ingin memberikan yang terbaik bagi peserta dan tidak ingin mengecewakan”, tambah Erwin.