Rabu 03 Aug 2016 14:44 WIB

PTS Didorong Perkuat Tata Kelola Keuangan

Kegiatan TOT HELM dan Pengembangan Modul Pelatihan Manajemen Keuangan PTS di UMM.
Foto: Dokumen
Kegiatan TOT HELM dan Pengembangan Modul Pelatihan Manajemen Keuangan PTS di UMM.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kalangan perguruan tinggi swasta (PTS) didorong untuk meningkatkan kapasitas dalam pengelolaan keuangan. Terkait hal itu, United States Agency for International Development-Higher Education Leadership and Management (USAID-HELM) menggandeng sejumlah perguruan tinggi untuk mengembangkan modul pelatihan manajemen keuangan PTS serta training of trainer (TOT) bagi pelatih modul ini.

Salah satu PTS tersebut yakni Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Bahkan, UMM manjadi satu-satunya PTS yang menjadi mitra USAID dalam mengemban amanah tersebut. 

“Hal itu lantaran UMM dianggap layak sebagai role model yang bisa ditularkan pada PTS lain. Sumber daya manusianya dianggap cukup dan layak untuk menyusun modul tata kelola keuangan,” kata Kepala Badan Pengendali Internal UMM, Dr Ahmad Juanda, di sela TOT HELM dan Pengembangan Modul Pelatihan Manajemen Keuangan PTS, di Auditorium UMM. 

Kegiatan yang berlangsung selama lima hari (1-5/8) itu merupakan kolaborasi USAID dan UMM. Pelatihan meliputi perencanaan dan anggaran, pengadaan barang dan jasa, penyusunan laporan keuangan, dan internal audit. "Pelatihan dihadiri 44 peserta dari 18 PTS, di antaranya tujuh PTS mitra USAID-HELM (termasuk UMM), dan 11 PTS yang berlokasi di Malang," jelas dia, dalam siaran persnya.

HELM merupakan program peningkatan kapasitas pengelolaan pendidikan tinggi yang didanai USAID. Bekerja sama dengan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), program USAID-HELM berfokus pada empat bidang kegiatan yaitu Kepemimpinan dan Administrasi Pengelolaan Keuangan, Penjaminan Mutu, serta Kolaborasi dengan Pihak Eksternal.

Financial Management Systems Specialist HELM, Addie Permono, menjelaskan tujuan dari program TOT yakni untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi para pelatih untuk mengelola program pengembangan profesional di perguruan tingginya masing-masing. 

Hingga saat ini, diakui Juanda, sebagian besar PTS belum memiliki modul tata kelola keuangan yang baik. “Berbeda halnya dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN). PTS kan secara manajemen saja sudah beda. Kalau menggunakan modul PTN, nggak nyambung. Oleh karena itu, PTS harus membuat sendiri modulnya,” katanya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement