Sabtu 20 Aug 2016 04:00 WIB

Pemuda Ini Berhasil Ciptakan Helm Anti Kantuk

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andi Nur Aminah
Pengendara motor kerap dilanda kantuk saat naik motor (ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Pengendara motor kerap dilanda kantuk saat naik motor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua pemuda alumni Universitas Surabaya berhasil menciptakan helm anti kantuk. Ciptaan Kristiawan Manik dan Ricky Natahaniel Joevan ini sudah selesai sejak 2014. Bahkan, alatnya ini sudah berhasil memenangkan medali emas di ajang Innovation and Design Competition 2014 di Johor, Malaysia.

Kris menerangkan, ide mengembangkan helm ini bermula dari banyaknya kecelakaan pengemudi motor akibat mengantuk. ”Ini kan konyol, kok hanya mengantuk saja bisa kecelakaan, ini kenapa?” ujar Kris saat ditemui wartawan di Kebon Sirih, Jakarta, Jumat (19/8).

Kris bersama kawannya pun mengaku penasaran dan mencoba menelusuri keterkaitan mengantuk dengan kecelakaan. Setelah memperoleh data dan informasi, barulah mereka mengetahuinya. Menurut Kris, penyebab mengantuk ini karena detak jantung pengemudi yang tidak mencapai batasan normal. Untuk itu, mereka pun terbesit untuk membuat alat yang bisa mengingatkan pengemudi saat mengantuk.

 “Ini tujuannya bukan menyadarkan pengemudi saat mengantuk, cuma pengingat. Sebab, keselamatan itu berawal dari diri sendiri,” kata lulusan Program Kekhususan Teknik Manufaktur, Fakultas Teknik, Universitas Surabaya ini.

Helm ini pada dasarnya jenisnya sama dengan yang lainnya. Hanya saja, Kris mencoba menambahkan sensor yang bisa menghitung denyut nadi per menit. Hasil dari alat sensor mikro-kontroler nantinya akan mengirim data untuk diproses di processor yang ditanam di dalam helm.

Kehadiran alat tersebut akan memproses data sendiri untuk menentukan apakah pengemudi mengantuk atau tidak. Jika si pengemudi motor  mengantuk dia mengatakan helm akan bergetar untuk mengingatkan pengemudi.

Kris menambahkan, helmnya ini memang membutuhkan baterai berjenis lithium agar bisa berfungsi. “Ini baterai yang biasa dipakai orang-orang yang naik gunung,” ujar dia.

Dengan kata lain, daya borosnya akan terjadi saat bergetar. Di samping itu, baterai ini bisa diisi ulang sehingga kemungkinan dapat awet hingga dua sampai tiga tahun. Hingga saat ini, helm Kris masih terus dikembangkan agar bisa lebih sempurna. Helmnya ini juga tengah diproses untuk mendapatkan paten. Karena masih dalam proses pengurusan paten, Kris mengaku helm tersebut belum siap dikomersialisasikan. Padahal, sudah banyak perusahaan yang tertarik untuk mengkomersialisasikannya.

Kris merupakan satu dari enam ilmuwan muda yang telah memberikan kesan kuat bagi perusahaan teknologi Bosch. Bosch telah memberikan apresiasinya dengan memberikan uang dukungan Rp 15 juta. Dana ini bertujuan agar Kris dan lima ilmuwan lainnya bisa mengembangkan lagi temuannya ini.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement