REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Indonesia saat ini disebut masih kekurangan sekitar 700 pilot setiap tahunnya. Hal ini menyusul kebutuhan yang semakin meningkat untuk tenaga penerbang tersebut.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Wahyu Satrio Utomo usai pelantikan 2.116 perwira transportasi di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug, Tangerang, Kamis (8/9) mengatakan kebutuhan tersebut dihitung berdasarkan jumlah pesawat baru yang didatangkan setiap tahunnya, yaitu sekitar 70 pesawat.
"Satu pesawat itu minimal lima kru, ya sekitar 700, tapi itu belum ada yang pensiun pindah dan segala macam," katanya.
Di STIP Curug sendiri, lanjut dia, sudah mendatangkan 51 pesawat latih baik yang mesin tunggal (single engine), mesin ganda (multiple engine) dan helikopter yang membutuhkan banyak tenaga instruktur. Dengan demikian, dia mengatakan, banyak maskapai yang merekrut pilot asing untuk menutupi kebutuhan.
"Sasaran mereka bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga fight (berjuang) di ASEAN dalam rangka MEA," katanya.
Namun, Wahyu menilai kondisi tersebut juga ironis karena banyak lulusan yang tidak terserap, yakni masih di kisaran 60 persen. Menurut dia, banyaknya lulusan pilot yang tidak terserap, salah satunya karena pilot yang baru lulus (fresh graduate) berlomba-lomba menerbangkan pesawat jet seperti Boeing atau Airbus dan enggan menerbangkan pesawat-pesawat kecil sekelas ATR.
Untuk itu, dia menuturkan pihaknya tengah mengusulkan pentahapan jenjang karier pilot agar dapat menerbangkan pesawat kecil sebelum menerbangkan pesawat berbadan sedang dan berbadan lebar. Wahyu menjelaskan usulan tersebut bertujuan agar pilot memiliki pengalaman serta mengasah keahlian yang baru didapat pascalulus.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyambut baik usulan tersebut dan dalam proses pembahasan lebih lanjut. "Saya imbau kepada lulusan ini, pertama kali tidak harus masuk ke pesawat jet, misalnya lakukan penerbangan dengan ATR dulu sekian tahun, sehingga benar-benar matang," katanya.
Terkait kebutuhan pilot, menurut dia, bukan hanya pilot melainkan juga tenaga lainnya, seperti pengatur lalu lintas udara (ATC) serta di sektor lain, seperti darat dan laut. "Kalau menjawab soal pilot dilematis memang, dikatakan kurang ya kurang, dikatakan lebih ya lebih, karena itu saya sampaikan mengapa itu terjadi karena dibutuhkan pilot yang terverifikasi," katanya.