REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Bulan Kesehatan Gigi Nasional tahun 2016 diselenggarakan 21 Fakultas Kedokteran Gigi yang mempunyai Rumah Sakit Gigi dan Mulut, serta 30 Cabang Persatuan Dokter Gigi Indonesia.
Ketika membuka Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) di Medan, Senin (19/9), Dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Sumatera Utara (USU) Dr Trelia Boel, M.Kes, Sp.RKG (K) mengatakan, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, dari 94,4 persen masyarakat Sumut, yang telah menyikat gigi dua kali sehari hanya 1,2 persen.
Angka tersebut, menurut dia, masih memprihatinkan dan berada dibawah angka rata-rata nasional yakni mencapai 2,3 persen. "Sebahagian dari kita masih memiliki kebiasaan menyikat gigi yang salah, yaitu tidak menyikat gigi dengan cara, frekuensi dan waktu yang dianjurkan," ujarnya.
Padahal, kata Trelia, dengan menyikat gigi dua kali sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur dapat mengurangi risiko gigi berlubang sebanyak 50 persen.
Ia menyebutkan, orang tua juga perlu mendampingi anak saat menyikat gigi, karena penelitian memperlihatkan bahwa risiko gigi berlubang pada lapisan terluar dentin gigi berkurang secara signifikan sebesar 32 persen.
Kemudian, 56 persen pada lapisan dentin gigi terdalam pada anak-anak yang mendapat pendampingan menyikat gigi dari orang tua. Kebiasaan buruk yang berpengaruh bagi kesehatan gigi dan mulut lainnya adalah tidak berkunjung ke dokter gigi secara rutin.
Dengan melalui kunjungan rutin ke dokter gigi, dapat mengurangi risiko gigi berlubang, penyakit gusi, dan mencegah perawatan lanjutan. "Dengan perawatan rutin maka kondisi mulut seseorang menjadi lebih baik," katanya.
Kegiatan BKGN yang digelar di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) FKG USU berlangsung 19 September hingga 28 November 2016, dan melibatkan 200 tenaga kesehatan gigi dan mulut, serta ditargetkan untuk memberikan pelayanan bagi 1.200 pengunjung.