REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualifikasi pengajar perguruan tinggi (dosen) di Indonesia memang masih jauh dari harapan. Dari total seluruh dosen di Indonesia, hanya 17 persen yang telah menempuh program doktoral atau Phd, sedangkan sisanya kualifikasi Master atau S2 bahkan hanya Sarjana S1.
Staf Ahli Direktur Kualifikasi Sumber Daya Iptek Dikti Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) John Pariwono mengatakan Indonesia memang masih kekurangan tenaga pengajar setingkat dosen yang kualifikasi doktoral. Angka tersebut jauh di bawah beberapa negara kawasan seperti Malaysia dan Singapura.
"Kita punya 160 ribu dosen di seluruh Indonesia dan hanya 17 persennya yang telah S3 atau doktoral, antara 16-18 ribu saja," kata dia dalam keterangan pers, Sabtu (25/9).
Sedangkan masih ada 13 ribu dosen lain kualifikasinya masih Sarjana S1. "Cukup mencengangkan," ujarnya.
Dan jumlah terbesar adalah dosen dengan kualifikasi Master atau S2. Kalau kesenjangan kualitas pengajar ini masih terjadi, maka Indonesia akan terus tertinggal di beberapa negara kawasan.
Karena itu, ia terus meningkatkan kualitas tenaga pengajar indonesia ini. Diantaranya dengan pemberian beasiswa BUDI khusus untuk dosen melanjutkan pendidikan doktoral dalam dan luar negeri sehingga di targetkan pada 2030 mendatang tidak ada lagi dosen dengan lulusan S1.