Kamis 29 Sep 2016 15:21 WIB

UMM Diundang Perkenalkan Islam Indonesia di Taiwan

Rep: christiyaningsih/ Red: Damanhuri Zuhri
Universitas Muhammadiyah Malang.
Foto: Republika/Nico Kurniajati
Universitas Muhammadiyah Malang.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Direktur Kamar Dagang Taiwan, Ismail Mae, mengundang secara khusus Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk memperkenalkan Islam Indonesia kepada sejumlah lembaga pendidikan dan pemerintahan di Taiwan.

Menurut Ismail, sebagai lembaga Islam terkemuka di Indonesia, UMM memiliki tradisi keilmuan yang kuat, juga nuansa keislaman yang kental.

Selain mengenalkan Islam Indonesia, UMM juga akan mempercepat kerja sama yang telah dimulai UMM sebelumnya dengan sejumlah perguruan tinggi di Taiwan. Salah satunya, pihak Taiwan akan menawarkan program magang di perusahaan Taiwan yang ada di Indonesia.

Ismail Mae akan merekomendasikan perusahaan yang dituju. “Pada saat yang bersamaan, mahasiswa kita juga dilibatkan di situ,” papar Asisten Rektor UMM Bidang Kerja Sama Luar Negeri, Soeparto, melalui pernyataan yang diterima Republika pada Kamis (29/9). 

Selain UMM, pimpinan perguruan tinggi yang turut diundang mengenalkan Islam di Taiwan yakni Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Al-Azhar, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, dan UIN Medan.

Tak kalah penting, tujuan berangkatnya lima pimpinan universitas Islam ini juga bakal membantu memberdayakan serta membantu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Taiwan. Salah satunya memperjuangkan hak libur hari raya, Idul Fitri, dan Idul Adha.

Saat kunjungan ke UMM, Rabu (28/9), Ismail Mae menyebut, di Taiwan setidaknya terdapat 300 ribu TKI yang tidak mendapat hak libur di dua hari raya. “Di sini para rektor bisa berperan.

Caranya sederhana, pimpinan perguruan tinggi yang nantinya berangkat mengusahakan, dalam kontrak TKI, dimasukannya klausul yang bunyinya kurang lebih ‘dapat jatah libur dua hari pada hari raya’. Jika berhasil, itu sudah luar biasa,” terangnya. 

Rektor UMM Fauzan yang turut menjamu Ismail menyarankan untuk dibuat pusat studi Islam di sejumlah perguruan tinggi di Taiwan. Pusat studi Islam tersebut bisa mengadopsi konsep American Corners dan China Corners seperti yang terdapat di UMM.  

Menjelang akhir kunjungan, Ismail Mae menyempatkan diri mengunjungi American Corners dan China Corners UMM serta mahasiswa yang sedang menjalani kelas bahasa Mandarin di China Corners. Ismail juga sedikit berbasa-basi dengan sapaan “Apa Kabar” dalam bahasa Mandarin.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement