REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir mendorong universitas untuk meningkatkan kualitas dan daya saingnya. Sebab, berdasarkan laporan World Economic Forum (WEF), peringkat daya saing Indonesia merosok empat tingkat yakni dari posisi 37 menjadi posisi 41 pada tahun ini.
"Kami berikan dorongan kepada Undip untuk selalu berpacu dan bersiang untuk meningkatkan mutu di dunia. Sesuai WEF yang dilaunch dua bulan yang lalu, indeks global kompetitif Indonesia mengalami penurunan jadi 37 ke 41," kata Nasir dalam sambutannya di acara Dies Natalis Undip ke-59, Semarang, Sabtu (15/10).
Ia mengatakan, dari 12 indikator yang ada, Indonesia mendapatkan sorotan dalam masalah korupsi, lambatnya birokrasi, dan juga infrastruktur. Lebih lanjut, Nasir juga mengingatkan agar laboratorium di universitas bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk mengenang sejarah. Namun, laboratorium seharusnya dijadikan sebagai tempat untuk menciptakan inovasi.
Dalam laporan WEF, Nasir juga menyebutkan Indonesia masih memiliki penilaian yang cukup baik di bidang inovasi. "Yang cukup baik dalam masalah global kompetitif indeks adalah masalah inovasi. Di mana inovasi kita juga mengalami penurunan tapi nilainya masih 4.0 dari rangking 30 jadi 31 dunia dari 144 negara," kata dia.
Selain itu, dalam hal kesiapan teknologi, Indonesia juga mendapatkan penilaian cukup baik. Karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan inovasi menjadi hak cipta dan kekayaan intelektual. "Jangan ditanggalkan di perpus tapi menghasilkan inovasi yang bermanfaat. Undip harus maju lebih cepat," tambahnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menambahkan, universitas haruslah selalu melihat kebutuhan masa depan. Karena itu diperlukan kerja keras untuk meningkatkan inovasi dan kreativitas.
Untuk diketahui, dalam laporan indeks daya saing WEF 2016-2017, peringkat Indonesia berada di bawah negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura. Kendati demikan, posisi Indonesia masih lebih baik dibandingkan Filipina, Vietnam, dan Laos.
Menurut WEF, terdapat tiga permasalahan mendasar di Indonesia yang menjadi perhatian. Yakni tingkat korupsi, inefisiensi birokrasi pemerintah, dan keterbatasan infrastruktur.