REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar konferensi internasional bidang sains yang dihadiri ratusan peserta dari dalam dan luar negeri.
"Sedikitnya 100 peneliti dari dalam dan luar negeri mengikuti The 2nd International Conferenece in Science and Technology (ICST), 27-28 Oktober di Hotel Eastparc Yogyakarta," ujar Kepala Badan Penerbit dan Publikasi (BPP) UGM Widodo saat membuka acara itu, di Yogyakarta, Kamis (27/10).
Ia mengatakan konferensi tahunan yang diinisiasi oleh BPP UGM itu memberi ruang bagi peneliti untuk bertukar pengetahuan dan riset terkini dalam bidang ilmu sains dan teknologi. Widodo menuturkan para peneliti berbagi paparan mengenai pengetahuan terbaru di bidang bioprospecting, nanoteknologi, ilmu komputer, dan geomaritim.
"Konferensi ini mengakomodasi dan menggali pengetahuan sesuai dengan perkembangan ilmu masa kini yang tengah dikembangkan para peneliti dunia," katanya.
President and vice-chancellor The university of Surrey, Guilford United Kingdom, Max Lu, dalam paparannya mengatakan pengembangan nanoteknologi saat ini menjadi paradigma baru dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan peneliti.
Menurut Max, nanoteknologi memiliki potensi yang luar biasa sehingga memungkinkan pengembangan teknologi energi bersih melalui pemanfaatan efisiensi cahaya matahari, bahan termoelektrik, dan penyimpanan energi kepadatan tinggi.
"Teknologi nano yang kini sedang dikembangkan bertujuan untuk mendapatkan sumber energi bersih, mengolah air lebih bersih, serta pemanfaatan CO2," katanya.
Ia mengharapkan pengembangan teknologi nano mampu mengatasi persoalan dan tantangan yang dihadapi masyarakat global pada masa mendatang terkait dengan minimnya pasokan energi, keterbatasan air bersih, dan perubahan iklim. "Tantangan yang saya sebutkan ini akan dihadapi manusia pada abad berikutnya," katanya.
Direktur Versatile Silicon Indonesia Eko Fajar Nur Prasetyo menyampaikan perkembangan riset teknologi 5G, karena seharusnya menjadi bahan riset utama para peneliti di Indonesia. Teknologi 5G diprediksi menjadi generasi masa depan jaringan komunikasi nirkabel. "Ada kesenjangan kemampuan yang lebar antara kegiatan riset internasional dan Indonesia di bidang ini," katanya.