REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Forum Rektor Indonesia Rochmat Wahab mempertanyakan pernyataan Ketua Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Raharjo yang menduga adanya praktik korupsi pemilihan rektor. Ia meminta isu pencaloan pemilihan rektor tidak dipolitisasi.
"Saya tak pernah tahu bahwa ada calo-calo itu. Saya tak paham Pak Agus mengomentari itu," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (29/10).
Rochmat beralasan, selama dua kali mengikuti pemilihan rektor, pihaknya tidak pernah berkomunikasi langsung dengan menteri. Sehingga, ia tidak pernah mengetahui adanya praktik pencaloan. "Pemilihan rektor di tempat saya, tak pernah ada kegaduhan harus mendekati menteri," ujar dia.
Rochmat menyebut, wajar apabila masing-masing kandidat rektor punya tim sukses (timses). Pun pemilihan ketua RT/RW memiliki timses. Ia menjelaskan, tim tersebut akan bertugas untuk koordinasi dan konsolidasi ihwal siapa saja yang bisa mendukung kandidat rektor itu.
Mengenai dugaan jual beli suara di tingkat kementerian, ia enggan mengomentri lebih jauh. Menurutnya, jual beli suara di tingkat menteri sulit dilakukan.
Ia membandingkan, pada zaman Orde Baru, pemerintah punya 100 persen suara. Perguruan tinggi hanya mengirimkan sejumlah nama calon. "Karena (saat) itu yang memilih presiden, menteri yang diajak rundingan presiden," jelasnya