REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ekuitas akan mendorong para wirausahawan melek teknologi informasi. Salah satunya, dengan mengembangkan aplikasi yang dapat mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu yakni Enterprise Resources Programme (ERP).
Menurut Ketua STIE Ekuitas Ina Primiana, kelemahan sistem ekonomi di Indonesia terletak pada rantai pasok yang panjang. Akibatnya, banyak pembiayaan tidak terduga dan sulit dikendalikan. Padahal untuk meningkatkan daya saing, antar entitas harus mampu mengurangi biaya yang tidak perlu. "Salah satunya melalui teknologi informasi," ujar Ina usai melantik 216 lulusan di Gedung Olah Raga Bank Jabar Banten, Sabtu (29/10).
Ina mengatakan, pihaknya tertarik untuk mengembangkan aplikasi itu ketika berkunjung ke Australia bertemu dengan Australia Study. Di sana, Ia diperkenalkan dengan Australian Collegeville Business Intelligence (ACBI) yang bergerak di bidang penyedia pelatihan pendidikan. "Di ACBI itu ERP dilatihkan pada siswanya," katanya.
Oleh karena itu, tawaran dari ACBI untuk bersama-sama mengembangkan teknologi ERP disambut baik. Ke depan, selama dua bulan STIE Ekuitas diundang untuk mengikuti pelatihan. Sekembalinya dari Australia, program itu dapat dikembangkan di Indonesia. "Dengan ada di Indonesia, perusahaan yang ingin mengaplikasikan program itu tidak perlu jauh ke Australia," katanya.
Ina mengatakan, ERP itu dapat dipelajari di tingkat diploma atau kursus. Pada tataran perusahaan, ERP ini akan membantu perusahaan mengecek secara integrasi dan transparan proses rantai pasok. "Proses di dalamnya dapat terlihat dengan jelas," kata Ina.
Sebenarnya, ERP ini sudah digunakan oleh sejumlah perusahaan. Namun, jumlah yang belum memakai masih banyak. Hal itu kemungkinan besar disebabkan kondisi perekonomian saat ini membuat perusahaan hanya fokus pada pasar. "Mereka tidak memperhatikan kebutuhan teknologi informasi untuk meningkatkan daya saing," kata Ina.
Dalam ERP, kata dia, dibangun sistem untuk industri yang terintegrasi, real time, dan transparan. Pemakainya tidak hanya perusahaan besar, tetapi juga dapat diterapkan di perusahaan kecil hingga skala usaha kecil menengah.
Khusus UKM, kata Ina, aplikasi ini akan mendorong lebih banyak yang memanfaatkan IT. Menurut dia, perusahaan skala kecil juga harus melek terhadap teknologi untuk meningkatkan daya saingnya.