REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia memiliki kemajemukan yang sekaligus menjadi keunikan yang perlu disikapi dengan bijak. Dengan perilaku bijak ini tentunya akan semakin menguatkan semangat persatuan dan kesatuan. Sebuah semangat yang memang sudah menjadi cita-cita pendiri bangsa.
“Kita harus berbangga, Indonesia adalah bangsa yang besar dengan generasinya yang cerdas-cerdas. Kebesaran dan kecerdasan ini tentunya harus ditata dengan damai, sehingga kita bisa semakin besar, dan bangsa ini semakin kokoh keberadaaanya,” ujar Rektor Universitas Trilogi, Prof. Dr. Asep Saefuddin saat membuka acara Youth Summit AFS Bina Antar Budaya.
Ia mengajak generasi muda untuk lebih luas cakrawala berpikir agar semangat menyatukan keberagaman itu semakin optimal.
“Salah satunya adalah dengan mengikuti berbagai program di negeri lain. Disana, kita tidak hanya mendapatkan ilmu baru, tetapi juga pengalaman baru, sekaligus pemahaman bagaimana mengelola kemajemukan,” ujar Asep dalam keterangan tertulis.
Acara yang berlangsung pada Jumat (18/11) di auditorium Universitas Trilogi ini diikuti hampir 300 peserta. Adapun tema-tema yang diangkat dalam diskusi diantarnya “Masa Depan Kepemimpinan Generasi Muda”, “Pencapaian Generasi Muda dalam Bidang Sains, Pemanfaatan Nuklir untuk Kehidupan Sehari-hari”, serta “Anak Muda Geliat Ekonomi Kreatif Indonesia.”
Ketua Dewan Pengurus Yayasan Bina Antarabudaya menjelaskan bahwa masyarakat di seluruh dunia saat ini bertansformasi menjadi masyarakat global. Oleh karenanya pemuda tidak lagi dilihat sebagai ‘masa depan.’
“Pemuda hari ini juga dilihat sebagai agen perubahan masa kini yang terlibat aktif dalam pembangunan yang berkelanjutan, untuk itu peningakatan mutu dan kualitas pemuda Indonesia tidak dapat ditunda lagi,” ujarnya dihadapan peserta.
Melalui diskuisi smart nation ini diharapkan semangat generasi muda untuk maju dan membangun kebersamaan di bumi pertiwi ini semakin optimal.