Kamis 24 Nov 2016 21:44 WIB

Mahasiswa UM Surabaya Kenalkan Relaksasi Gunakan Langgam Jawa

Ilustrasi.
Foto: cikarangonline.com
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mahasiswa Ilmu Keperawatan FIK Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Dani Prasetio (21) mengenalkan relaksasi dengan menggunakan teknik Langgam Jawa kepada mahasiswa asing jurusan Keperawatan Flinders University, di Kampus UM Surabaya, Kamis (24/11).

Dani yang merupakan penemu teknik relaksasi ini mengungkapkan teknik tersebut telah dicoba pada sekelompok lanjut usia (lansia) dengan pemijatan memakai minyak zaitun yang dipadu dengan jahe.

Ia mengatakan pijat tradisional merupakan salah satu bentuk layanan komplementer yang bisa dilakukan untuk mengurangi nyeri yang diderita oleh lansia. "Pijat tradisional merupakan tradisi yang dimiliki masyarakat Indonesia, khususnya Jawa, yang bisa memberikan efek signifikan bagi peningkatan kualitas hidup lansia, terutama bisa mengurangi nyeri, sehingga lansia bisa melakukan aktivitas keseharian dengan baik," urainya.

Hasil yang ia peroleh dalam mencoba tekniknya itu juga menunjukkan efek rasa hangat pada jahe yang dipanaskan bersama minyak zaitun. Efek ini mampu menurunkan angka nyeri pada subjek yang menderita rheumatoid arthritis. "Langgam Jawa juga menunjukkan relaksasi yang sesuai dengan kebutuhan lansia, sekaligus menerapkan kembali budaya Jawa di kehidupan sehari-hari," katanya.

Sementara itu, pendamping rombongan In Bound program asal Flinders University Prof Wendy Abigail mengungkapkan baru pertama kali melihat ramuan dengan menggunakan jahe. Berbeda dengan aroma terapi pada umumnya yang biasa menggunakan lavender atau almond.

"Aroma jahe sangat kuat, efeknya memang cocok untuk lansia karena efek hangatnya," paparnya di sela praktik pemijatan.

Terkait Langgam Jawa, menurut profesor yang menekuni bidang keperawatan di Australia ini, musiknya memiliki suara yang natural dan tidak mengganggu, sehingga nyaman didengar. "Musik seperti ini sudah pernah saya dengar, hanya saja belum pernah digunakan untuk relaksasi," tuturnya.

In Bound program ini menjadi salah satu jenis program internasional student experience program (Isep). Selain pertukaran budaya, juga dilakukan pertukaran pelajar dan riset.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement