REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Universitas Muhammadiyah Surakarta mengajak setiap mubalig khususnya di Jawa Tengah untuk mulai belajar melakukan dakwah dengan memanfaatkan internet. Wakil Ketua Rektor UMS, Sofyan Hanif mengungkapkan selama ini mubalig khususnya kader Muhammadiyah belum mengoptimalkan keberadaan internet sebagai sarana untuk menyebarkan dakwah.
Padahal, kata dia, kondisi saat ini animo umat muslim di Indonesia lebih sering mencari sumber-sumber pengetahuan tentang keislaman dari Internet.
“Kita ini kekurangan juga materi dakwah, masyarakat juga mencari materi dakwah di internet dengan membuka Youtube misalnya tapi yang didapat ternyata ajaran-ajaran lain (yang tidak sesuai. Orang saat ini lebih mau (mempelajari pengetahuan tentang islam) lewat internet,” tutur Hanif di sela-sela memberikan sambutan dalam acara kerja sama dengan PW Muhammadiyah Jawa Tengah prihal studi lanjutan bagi guru, dosen dan kader Muhammadiyah di Wilayah Jawa Tengah pada Jumat (30/12) siang.
Untuk mewujudkan dakwah yang optimal, UMS telah menyiapkan mubalig-mubalig yang sudah dibekali tentang strategi pengembangan dakwah melalui media internet. Meski saat ini diisi oleh kebanyakan mahasiswa, namun jelasnya, UMS membuka pintu kepada mubaligh yang ingin belajar untuk mengembangkan dakwah melalui internet.
“Kami ini punya produsen house, untuk mendukung pelatihan pidato dan dakwah di depan kamera. Kita nanti akan latih, sehingga misalnya dakwah yang disampaikan bisa sendiri untuk di-upload minimal ke jejaring Youtube,” tuturnya.
Sementara itu terkait kerja sama tersebut, UMS memberikan kemudahan dan keringanan biaya bagi guru yang mengajar di sekolah yang dinaungi Muhammadiyah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pascasarjana.