REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Meninggalnya dua mahasiswa UII saat mengikuti pendidikan dasar (Diksar) Mapala di Hutan Gunung Lawu meninggalkan banyak pertanyaan. Termasuk dugaan kekerasan dalam kegiatan tersebut. Untuk mengungkap kebenaran yang terjadi, UII pun akan melakukan investigasi lebih dalam.
“Kami telah membentuk tim investigasi di internal UII yang terdiri dari unsur pimpinan UII, bidang kemahasiswaan, bidang medis forensik, dan bidang hukum, dan sedang menelusuri serta mencari fakta dan informasi yang lengkap terkait wafatnya Muhammad Fadhli dan Syaits Asyam,” tutur Rektor UII, Harsoyo, Ahad (22/1).
Dua Mahasiswa UII Meninggal Saat Ikut Diksar Mapala
Sementara, 35 peserta lain yang telah mengikuti kegiatan TGC telah menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit JIH. Langkah ini diambil untuk memastikan kesehatan seluruh peserta. Sebab, salah satu peserta meninggal dunia (Muhammad Fadhil), wafat akibat hipotermia.
Harsoyo mengatakan, UII berkomitmen bekerjasama dengan semua pihak untuk mengungkap semua fakta terkait wafatnya kedua peserta Diksar Mapala. “Kami akan menindak tegas oknum-oknum yang terlibat, apabila terbukti terjadi penyimpangan prosedur saat pelaksanaan TGC,” ujar Harsoyo.
Menurutnya, apabila terbukti terjadi penyimpangan, maka seluruh kegiatan Mapala UII akan dibekukan sampai ada komitmen untuk perbaikan mekanisme pelaksanaan seluruh program sesuai dengan prosedur. Sebab, tujuan awal dibentuknya Mapala sendiri adalah untuk membentuk jiwa patriotik, nilai-nilai kemandirian, dan kecintaan terhadap alam tanpa kekerasan.
TGC merupakan kegiatan rutin Pendidikan Dasar (Diksar) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mapala yang dilaksanakan setiap tahun. “Pada tahun ini, sebenarnya ada 37 peserta terdiri dari 34 laki-laki, tiga perempuan, yang dilaksanakan di Gunung Lawu, Lereng Selatan, Tawangmangu,” katanya, Ahad (22/1).