REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tahun ini menargetkan sebanyak 1.000 penelitian yang terpublikasi dalam jurnal internasional yang terindeks Scopus. ITS melakukan kolaborasi bersama perguruan tinggi dari dalam dan luar negeri untuk mencapai target ini.
Rektor ITS Joni Hermana mengatakan target tersebut meningkat dibandingkan publikasi penelitian tahun 2016 yang terindeks Scopus sekitar 600 jurnal. Tahun-tahun sebelumnya, ITS rata-rata berhasil mempublikasikan 200 penelitian.
“Persoalan bangsa ini publikasi penelitian di tingkat internasional sangat rendah, salah satunya dana penelitian kita juga terbatas,” kata Joni saat ditemui di gedung Rektorat ITS, Senin (23/1).
Menurutnya, persoalan rendahnya publikasi terjadi pada semua perguruan tinggi di Indonesia. ITS berada pada posisi kelima setelah Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Ia menyebutkan, total publikasi ilmiah terindeks Scopus sejak ITS berdiri pada 1960 sampai 2016 tercatat sebanyak 2.018 jurnal. Artinya, publikasi pada 2016 ini hampir sepertiga dari total publikasi sejak 56 tahun terakhir.
Terkait dana penelitian, tahun ini ITS mengalokasikan sekitar Rp 120 miliar. Secara rinci, dana Rp 34 miliar merupakan dana yang disediakan ITS, kemudian dana hibah dari Kemenristek Dikti sekitar Rp 28 miliar, serta dana penelitian dari kerjasama dengan industri yang totalnya sekitar Rp 55 miliar.
“Kalau di Universitas Teknologi Malaysia (UTM) dana penelitiannya sampai Rp 2 triliun dalam setahun, sedangkan publikasi papernya sekitar 15 ribu jurnal,” ujarnya.
Meski demikian, dana penelitian yang dialokasikan ITS tersebut dinilai telah memenuhi syarat dari Kemenristek Dikti. Syaratnya, total dana penelitian minilai 10 persen dari total anggaran yang dikelola perguruan tinggi. Saat ini, ITS mengelola anggaran sekitar Rp 1 triliun dalam setahun.