REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Universitas Sebelas Maret (UNS) kini memiliki Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Sanitasi limbah domestik berkapasitas 1.290 meter kubik per hari itu dibangun dengan dukungan pemerintah pusat, melalui Direktorat Jendral Cipta Karya, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan anggaran sebesar Rp 9 miliar.
"IPAL ini untuk mewujudkan dan menyediakan akses yang nyaman dan layak bagi sanitasi untuk lingkungan dan kehidupan, menjadi penting untuk mencegah pencemaran air di lingkungan dan sungai terutama anak sungai bengawan Solo," tutur Dirjen Cipta Karta Sri Hartoyo dalam serah terima pengelolaan IPAL UNS pada Kamis (3/9) siang.
Pelayanan air limbah domestik yang dibangun tersebut mencakup 135 sambungan bangunan dan 65 sambungan rumah yang berada di sekitar kampus UNS atau pemukiman warga di Jebres. Ditargetkan tahun ini ditambah sebanyak 900 sambungan rumah untuk memenuhi kapasitas optimal IPAL Jebres.
Sri juga mengungkapkan selain untuk mengurangi pencemaran lingkungan terutama sungai, IPAL tersebut juga diharapkan menjadi sarana bagi civitas akademik kampus untuk mengembangkan penelitian berkaitan dengan sanitasi air limbah domestik.
"Ini bisa digunakan unutk penelitian khususnya pada bidang ilmu Biologi, Teknik Kimia, Kesehatan Masyarakat dan lainnya," tuturnya.
Dia pun mendorong pihak kampus untuk berkoordinasi dengan Pemkot Solo dan warga sekitar kampus untuk mengoptimakan keberadaan IPAL tersebut. Dia menjelaskan hingga saat ini baru sebanyak 13 kota besar di Indonesia yang sudah terdapat IPAL.
Sementara itu Rektor UNS, Ravik Karsidi mengungkapka dengan adanya IPAL tersebut telah melengkapi syarat fasilitas UNS untuk mewujudkan Green campus. "IPAL ini menjadikan kampus nyaman dan ramah lingkungan juga berkelanjutan, menjadi gerakan kami dalam mewujudkan Green Campus," kata dia.