REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mendorong agar lulusannya kelak menjadi pengusaha berbasis teknologi. Saat ini, kebanyakan lulusan ITS menjadi pengusaha di bidang kuliner.
Direktur Kemahasiswaan ITS, Darmaji mengatakan, upaya ITS dalam mencetak pengusaha dilakukan melalui dua jalur, yakni kurikulum dan ekstrakurikuler. Kurikulum kewirausahaan dirangkum dalam mata kuliah Technopreneurship yakni kewirausahaan berbasis teknologi. Sementara itu, ekstrakulikuner kewirausahaan diberi nama Techopreneur Development Center (TDC).
“Kami bersungguh-sungguh meningkatkan keterlibatan mahasiswa membuka mindset untuk ngeh dengan apa yang disebut kewirausahaan,” ujarnya saat ditemui Republika.co.id di gedung Rektorat ITS, Rabu (15/3).
Ia menyebut, beberapa lulusan ITS yang telah sukses menjadi wirausaha, antara lain pemilik merek Krawu Burger, Sego Njamoer, dan kebab Baba Rafi. Bidang kewirausahaan juga sejalur dengan program Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kewirausahaan.
“Sejauh ini yang paling menonjol kan kuliner, kami ingin mendorong mereka menjadi pengusaha berbasis teknologi,” imbuhnya.
Di samping itu, ITS juga kerap menggelar pelatihan-pelatihan maupun seminar, termasuk kuliah tamu. Narasumber yang didatangkan berasal dari dalam maupun luar kampus.
Rektor ITS Joni Hermana menyatakan ITS sebagai perguruan tinggi mempunyai kewajiban mendidik mahasiswanya agar tidak hanya menguasai kompetensi keilmuan dengan baik. Para lulusan juga diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
“Kami selalu men-support aktivitas mahasiswa untuk menjadi enterpreneur. Yang menjadi concern kami bagaimana supaya bekal yang diberikan kepada mereka sebagai pengusaha cukup. Sehingga ketika lulus mereka bisa menentukan arah hidupnya secara baik,” ungkap Joni.
Guru Besar Departemen Teknik Lingkungan ITS tersebut menyebutkan, salah satu upaya yang ditempuh dengan menghadirkan para alumnus dan tokoh-tokoh yang mampu memberikan inspirasi kepada mahasiswa. Upaya lainnya, Rektorat dengan Direktur Kemahasiswaan akan membuat semacam proses pembinaan enterpreneurship yang terintegrasi dalam kurikulum. Nantinya, dari tahun pertama sampai tahun keempat mahasiswa akan menjalani tahapan-tahapan sebagai bekal menjadi pengusaha.
“Agustus nanti kami bekerja sama dengan Pemkot Surabaya mengundang sekitar 20 ahli startup bisnis dari Silicon Valley untuk hadir ke Surabaya memberi TOT. Diharapkan menjadi bekal bagi kita untuk memberdayakan anak-anak muda di Surabaya, termasuk mahasiswa ITS,” imbuh Joni.