Jumat 07 Apr 2017 18:33 WIB

UMM Tuan Rumah Koordinasi Pembentukan PMSM Malang

Rep: Christiyaningsih/ Red: Yusuf Assidiq
Koordinasi Pembentukan Perhimpunan Manajemen Sumber Daya Manusia (PMSM) Indonesia Cabang Malang.
Foto: Dokumen
Koordinasi Pembentukan Perhimpunan Manajemen Sumber Daya Manusia (PMSM) Indonesia Cabang Malang.

REPUBLIKA.CO.ID ,MALANG -- Perkembangan pengelolaan sumber daya manusia memberikan gambaran detail dan komprehensif bahwa ke depan yang dihadapi dalam menggerakkan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) di Indonesia menuntut respons yang lebih baik.  

“Studi-studi yang dilakukan di perguruan tinggi terkait praktik MSDM biasanya dilihat dari aspek behavioral approach atau pendekatan perilaku lewat pendekatan kelompok yang cenderung individual dalam menyelesaikan persoalan-persoalan SDM,” kata Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Nazaruddin Malik, pada gelaran Koordinasi Pembentukan Perhimpunan Manajemen Sumber Daya Manusia (PMSM) Indonesia Cabang Malang, di Ruang Sidang Senat UMM, Kamis (6/4).

Nazaruddin menjelaskan pendekatan yang lebih sistemik dibutuhkan untuk mendesain dan me-redesain organisasi serta melakukan perubahan melalui organisasi. “Sehingga aspek behavioral juga dapat dilihat hasilnya. Perubahan sistemik berbasis behavioral inilah yang masih jarang menjadi kajian di perguruan tinggi,” ujar pria yang juga dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMM ini.

Perguruan tinggi juga harus memiliki hubungan yang kuat dengan praktisi, memadukan pikiran juga harus saling mendukung satu sama lain. Terutama bagaimana agar perguruan tinggi bisa menyiapkan lulusan-lulusan yang memiliki kompetensi yang memungkinkan mereka bergerak di bidang industri maupun jasa dengan baik

Gaung pembentukan PMSM Cabang Malang sebenarnya telah lama terdengar. Namun demikian, Nazaruddin menilai, selama ini kegiatan-kegiatan di wilayah Jawa Timur masih bersifat parsial dan sporadis. Utamanya mereka yang berada di lingkungan yang bergerak di bidang industri manufaktur.  

Diakui, dibanding Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, serta Bekasi, aktivitas PMSM di wilayah Jawa Timur cenderung kurang. “Mungkin karena pertautan langsung dengan para karyawan utamanya buruh, mengakibatkan mereka sangat intens melakukan koordinasi,”  katanya, dalam siaran pers.

Nazaruddin menambahkan, kualifikasi kompetensi menjadi persoalan yang juga penting. Bahkan di perguruan tinggi, seorang sarjana harus memiliki sertifikat pendamping ijazah yang menunjukan kompetensi seorang mahasiswa.  

“Perguruan tinggi utamanya perguruan tinggi swasta dengan segala kompleksitasnya, dituntut untuk menjalankan pengelolaan SDM yang lebih baik, seperti kompleksitas pengelolaan insfrastruktur yang sangat luas seperti di UMM,” kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement