REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah merancang roadmap agenda riset nasional yang memasukkan bidang kesehatan dan kedokteran ke dalam salah satu fokus utama. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyatakan pemerintah menyadari tantangan masyarakat global akan masalah kesehatan selalu meningkat.
Hal itu dikatakan Nasir dalam peresmian Indonesian Medical Education and Research Institute Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (IMERI–FKUI) di Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Rabu (12/4).
“Kemenristekdikti mendorong IMERI-FKUI tumbuh menjadi pusat unggulan IPTEK bidang Kedokteran dan Kesehatan Indonesia. Kami berharap peneliti dan ilmuwan Indonesia dapat menjadi solusi bagi permasalahan bangsa, sekaligus menjawab tantangan global," ujar Nasir, Rabu (12/4).
Dalam sepuluh tahun ke depan IMERI-FKUI diproyeksikan untuk menjadi Medical Science Techno-Park Indonesia, yaitu pusat riset inovasi kesehatan dan kedokteran Indonesia yang dilengkapi sampai pada tahap industri. Sepuluh tahun lagi, IMERI-FKUI diharapkan menjadi Salemba Valley atau Silicon Valley-nya Indonesia di bidang kedokteran dan kesehatan.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ratna Sitompul menjelaskan IMERI-FKUI memiliki 12 klaster riset, 2 klaster pendidikan, 3 klaster penunjang riset serta 3 fasilitas pendukung pendidikan untuk menghasilkan terobosan inovasi guna peningkatan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan di Indonesia.
Beberapa klaster unggulan IMERI-FKUI, antara lain klaster riset infeksi, klaster riset kanker, klaster riset kardiovaskular, klaster riset reproduksi, klaster riset human genetic, klaster riset stem cell, klaster riset drug development, klaster riset pendidikan kedokteran dan klaster riset pengembangan pendidikan berbasis simulasi.
“Kami membuka kesempatan untuk semua peneliti terbaik Indonesia dan dunia melakukan kolaborasi riset di IMERI-FKUI, yang memiliki skema research assistant, research fellow, post doctoral student yang memungkinkan dilakukannya riset-riset di IMERI-FKUI,” kata Ratna Sitompul.
Pembangunan IMERI-FKUI juga mendapat kucuran dana dari Islamic Development Bank (IsDB) dan Saudi Fund for Development sebesar 130 juta dollar. Proyek ini digagas bersama-sama dengan pembangunan RS Perguruan Tinggi Negeri di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Solo dan RS Perguruan Tinggi Negeri Universitas Andalas Padang Sumatera Barat.