REPUBLIKA.CO.ID, YALA -- Sebanyak 110 calon mahasiswa asal Thailand mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi Muhammadiyah. Seleksi dilakukan melalui wawancara langsung terhadap mereka yang sudah lulus test administratif yang dilakukan SBPAC (Southern Border Provinces Administration Center (SBPAC) Thailand, di Yala, Thailand Selatan, Kamis (4/5).
"Ini sudah yang sembilan kali kita lakukan. Semula hanya melibatkan 13 PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah). Sekarang sudah 18 PTM. Total sudah ratusan mahasiswa Thailand yang dididik di perguruan tinggi Muhammadiyah. Sebagian sudah lulus," kata Ketua Forum Kantor Urusan Internasional (KUI) PTM, Ida Puspita yang juga dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (4/5).
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Ketua Forum KUI PTM, Endang Zakaria. Ia mengemukakan, seleksi dilakukan oleh tujuh pengurus KUI PTM, yaitu UMJ, UAD, UMSU, UM Gorontalo, UM Palembang, UM Purwokerto, dan Stikes Muh Palembang.
Seleksi diadakan di Kantor SBPAC di Yala, Thailand Selatan. Saat seleksi hadir juga Dikrektur Kerja Sama SBPAC, Teeruth Supawiboonpol dan Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Prof Edy Suandi Hamid.
Edy mengemukakan, adanya kerja sama ASEAN dalam MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) akan berdampak semakin terbukanya pasar intra ASEAN dalam bidang pendidikan tinggi ini. Selama ini Indonesia lebih banyak menjadi pasar bagi negara lain.
"Muhammadiyah yang sejak awal berdirinya sudah berkhidmat di bidang pendidikan, melakukan ekspansi juga ke mancanegara. Beberapa tahun terakhir ini kita secara khusus ke Thailand. Ke depan akan banyak negara yang kita garap," ujarnya.
Edy menambahkan, selama ini sudah menyebar di PTM mahasiswa asing dari berbagai negara Asia, Australia, Amerika. Namun jumlahnya masih terbatas, dan mereka datang secara individual, belum didesain secara khusus seperti yang di Thailand. "Kita juga aktif mengikuti pameran-pameran pendidikan di luar negeri. Agustus nanti kita ikut pameran pendidikan yang diadakan di Songkhla, Thailand Selatan," kata mantan Rektor UII tersebut.
Untuk masuk lebih jauh ke pasar ASEAN, Muhammadiyah bahkan sudah punya gagasan untuk mengakuisisi perguruan tinggi di wilayah ASEAN. Tapi itu masih dilakukan kajian mendalam," kata Edy Suandi Hamid.
Dalam kunjungan tersebut dibahas rencana perluasan kerja sama dengan mengubah MoU yang sudah ditandatangani sejak sembilan tahun lalu. Pembahasan dilakukan dengan Deputi Sekjen SBPAC, Somkeart Ponorayoon. Direncanakan kemungkinan memperluas cakupan provinsi yang semula hanya lima provinsi menjadi 14 provinsi.
Mahasiswa yang diterima juga tak hanya yang beragama Islam tetapi juga yang beragama lain, seperti Budha yang merupakan agama mayoritas di Thailand. "Kita tunjukkan bahwa Perguruan Muhammadiyah bersifat inklusif dan mendidik siapapun yang ingin belajar, apapun keyakinannya. Di Papua dan NTT, lebih 80 persen mahasiswa PTM adalah non-Muslim," kata Prof Edy.