Ahad 14 May 2017 19:09 WIB

Peringatan Tragedi 12 Mei, Universitas Trisakti Masuki Era Baru

Sejumlah mahasiswa melakukan doa bersama di makam korban Tragedi 12 Mei 1998 di Tanah Kusir, Jakarta, Jumat (12/5). Kegiatan tersebut untuk mengenang kembali kematian empat mahasiswa Universitas Trisakti pada reformasi pada Mei 1998.
Foto: Agung Rajasa/Antara
Sejumlah mahasiswa melakukan doa bersama di makam korban Tragedi 12 Mei 1998 di Tanah Kusir, Jakarta, Jumat (12/5). Kegiatan tersebut untuk mengenang kembali kematian empat mahasiswa Universitas Trisakti pada reformasi pada Mei 1998.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Keluarga besar kampus Universitas Trisakti memperingati tragedi 12 Mei, mengenang momen haru aksi unjuk rasa nasional yang membuat gugur empat mahasiswanya sebagai pejuang reformasi, Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977-1998), Hafidin Royan (1976-1998), dan Hendriawan Sie (1975-1998).

Rektor Usakti, Ali Ghufron Mukti dalam upacara peringatan tragedi 12 Mei mengatakan, dari pijakan momen tragedi 12 Mei itu, Universitas Trisakti kini tengah mengawali era baru. “Kini, dengan sembilan fakultas, 47 program studi Sarjana, Magister, Doktor, Vokasi, dan Spesialis serta sembilan kampus di Jabodetabek, menunjukan potensi dan kinerja Usakti sebagai salah satu perguruan tinggi swasta pertama dan terbesar di Indonesia,” kata dia, Jumat (12/5) melalui keterangan pers yang diterima Ahad, (14/5).

Universitas Trisakti (Usakti) didirikan atas prakarsa Presiden Republik Indonesia, Dr Ir Soekarno pada tahun 1965, kala itu Usakti dijadikan sebagai kampus kebangsaan dan perjuangan melawan komunisme. Namun, dikarenakan kondisi keuangan negara pada saat itu dalam keadaan darurat perang, maka Usakti diwajibkan untuk membiayai secara mandiri pendapatan dan belanjanya, sehingga diadministrasikan sebagai perguruan tinggi swasta.

Mahasiswa aktif di kampus saat ini, kata dia, sebanyak 21.506 mahasiswa, 117.279 lulusan, juga raihan prestasi baik nasional maupun internasional. “Kini saya ditugaskan masuk dalam struktur Organisasi Usakti, sebagai pencerminan hadirnya pemerintah di Usakti untuk terus mengembangkan Usakti, pencapaian peningkatan kualitas pendidikan, penelitan termasuk juga pengabdian,” ujar Ghufron yang juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti.

Ghufron mengatakan, bahwa kehadiran pemerintah di Usakti juga sekaligus sebagai awal pembenahan kelembagaan Usakti yang terus berjuang untuk mempertahankan Usakti sebagai aset negara, sehingga nantinya diharapkan dapat menjadi bentuk Perguruan Tinggi sesuai dengan aspirasi Keluarga Besar Usakti.

Selain itu, Usakti telah membangun strategi untuk mencapai world class university, yaitu melampaui nilai tertinggi akreditasi nasional untuk seluruh program studi yang telah mapan, bersertifikat ASEAN University Network, dan mengikuti perengkingan QS Star. “Hal tersebut merupakan bukti nyata bahwa Usakti telah memasuki era baru yang lebih profesional,” ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement