REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara (Jubir) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris berpendapat, tanpa BNPT, rektor dan sivitas akademika juga dapat membuat program di masing-masing kampusnya terkait menangkal radikalisme/terorisme.
Lebih tepat, kata dia, jika saat orientasi mahasiswa baru, dalam waktu dekat, setiap rektor/dosen mengisi acara tentang bahaya radikal di dunia kampus. BNPT meminta rektor, dosen, seluruh sivitas akademika lebih proaktif.
"Jika rektor tidak proaktif, bisa-bisa mahasiswa senior yang bersimpati pada paham radikal/terorisme lebih awal galang maba (mahasiwa baru)," kata Irfan, Senin (5/6).
Meski begitu, Irfan menanggapi kemungkinan peran BNPT yang semakin optimal masuk kampus. Menurutnya, BNPT selalu siap apabila diundang universitas.
Hanya, BNPT tidak melakukan sweeping atau menyimpan agen khusus. Irfan menambahkan materi bisa berupa penguatan wawasan kebangsaan. "UI memiliki pusat studi terorisme. Kalau isi acara, BNPT selalu siap," lanjutnya.