REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA – Lima mahasiswa S-1 Pendidikan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Airlangga memiliki gagasan untuk membuat produk obat semprot ekstrak daun sirih bernama Hezer (Herbal Sanitizer). Produk tersebut dianggap sebagai solusi sanitasi di toilet umum.
Kelimanya yakni Husniatul Fitriah (2014), Malisda Irwantri Leonald (2015), Hatif Indra Nur Septiyanti (2014), Muhammad Aviv Addin (2014), dan Rendha Kusumaning Kristiwi (2014).
Gagasan tersebut tertuang dalam proposal program kreativitas mahasiswa kewirausahaan (PKM–K) berjudul HEZER (Herbal Sanitizer): Solusi Jitu Mengurangi Penularan Penyakit melalui Toilet Umum. Proposal tersebut berhasil lolos dan mendapatkan pendanaan dari Kemenristekdikti tahun 2017.
"Herbal Sanitizer merupakan produk toiletries (perlengkapan mandi) dengan ekstrak daun sirih yang ampuh membasmi bakteri dengan cara yang cukup praktis, yakni cukup disemprotkan pada dudukan toilet umum dilap bila perlu dan toilet umum bersih siap digunakan," kata Husnia melalui siaran pers yang diterima Republika, Selasa (6/6).
Menurutnya, sanitasi masih menjadi salah satu persoalan kesehatan terbesar di Indonesia. Berdasarkan data World Economic Forum, kualitas toilet Indonesia berada pada peringkat 40 dari 140 negara. Data global juga menyatakan toilet umum di Indonesia yang memenuhi standar kebersihan baru mencapai 50 persen.
Kualitas toilet yang masih rendah dapat menimbulkan penularan berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri-bakteri yang bersarang di toilet umum seperti E coli, S aureus, dan K pneumonia. Selain itu, jumlah pekerja dan pelajar yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka di luar rumah dipastikan menggunakan toilet umum.
Hatif Indra menyebutkan, produk sanitasi memang sudah banyak sebelumnya. Namun, kelompoknya mengombinasikan ekstrak daun sirih yang mampu menghambat bakteri lebih besar. Daun sirih mengandung turunan fenol yakni kavikol dan kavibetol yang memiliki kemampuan antiseptik atau desinfektan, antioksidan, dan fungisida dengan aktivitas aktibakteri enam kali lebih efektif daripada senyawa flouride dan fenol biasa.
Keunggulan lainnya, produk Hezer yang memiliki berat bersih 30 mililiter sehingga mudah digenggam dan dibawa. Cara penggunaannya juga praktis. "Satu botol Hezer dapat digunakan hingga 30 kali. Hezer disemprotkan di lima titik dudukan toilet umum dengan jarak penyemprotan 25 sentimeter dari permukaan dudukan toilet. Tunggu lima detik, maka dudukan toilet akan mengering dengan sendirinya dan siap untuk digunakan," jelas Indra.
Anggota tim Hezer, Rendha, menyatakan ke depan kelompoknya akan mengembangkan produk dalam bentuk tisu basah. Sehingga orang yang tergesa-gesa bisa lebih efisien dalam menggunakan toilet umum.
Sampai saat ini, 152 produk Hezer sudah sampai sudah terjual kepada konsumen area Jawa dan Sumatra. Produk tersebut dibanderol seharga Rp 16 ribu per botol. "Hezer mudah dibawa kemana-mana dan bisa digunakan secara praktis. Jadi, saya sudah tidak merasa khawatir kalau mau ke toilet umum," ungkap Defviana, salah satu konsumen Hezer.