REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Selama ini, proses panen atau produksi tanaman buah di Indonesia masih bersifat musiman. Hal ini menyebabkan harga buah-buahan ketika musimnya akan turun atau berdaya jual rendah karena jumlah buah tertentu yang tersedia saat itu banyak. Sedangkan sebaliknya, ketika sedang tidak musim buah atau buah belum panen, harga menjadi tinggi karena ketersediaannya terbatas.
Harga buah-buahan yang tidak stabil tentunya akan berdampak pula pada kesejahteraan para petani buah. Keadaan inilah yang membuat Prof Dr Ir Slamet Susanto MSc berpikir keras untuk menemukan inovasi sebagai solusi dari permasalahan tersebut.
Guru besar dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (Faperta IPB) yang telah mengabdi di IPB sejak 1986 itu melakukan penelitian tentang rekayasa produksi tanaman buah di luar musim. Rekayasa di luar musim yang dimaksud adalah teknik perpanjangan masa panen tanaman buah sehingga ketersediaan buah tertentu tidak hanya ada di musim panen pada umumnya. “Tujuan secara luas dari penelitian ini adalah untuk menyejahterakan petani buah,” kata Prof Slamet dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (18/7).
Ia menyebutkan, ada banyak cara yang dilakukan untuk melakukan rekayasa produksi di antaranya adalah dengan memanfaatkan banyaknya varietas suatu buah. Banyaknya varietas pada buah akan mempunyai masa pembungaan yang berbeda tiap varietasnya.
Selain dengan memanfaatkan varietas buah, cara lain untuk merekayasa produksi tanaman buah adalah dengan cara teknologi produksi untuk menggeser waktu pembungaan, sehingga pembungaan tidak hanya terjadi pada satu musim tertentu saja. “Penggeseran waktu pembungaan ini dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti melakukan pengaturan zat tumbuh, pengaturan zat penghambat tumbuh, strangulasi, stress air, serta pengaturan pemangkasan,” tuturnya.
Penelitian yang dimulai sejak tahun 2002 ini telah berhasil dilakukan pada banyak jenis buah-buahan. “Beberapa jenis buah yang telah berhasil direkayasa dan menjadi fokus untuk dikembangkan yaitu mangga, rambutan, durian, jeruk, dan jambu,” ujarnya.
Penelitian yang dilakukan di Sumedang dan Sulawesi Selatan sebagai tempat uji coba lapang ini melibatkan balai penelitian, pemuda setempat serta akademisi dari IPB yaitu dosen dan mahasiswa.
“Penelitian yang dilakukan bukan hanya untuk menggeser masa panen saja, tapi juga untuk memperpanjang masa simpan dan meningkatkan kualitas produksi seperti meningkatkan performa buah dan kandungan zat serta rasa buah,” papar Prof Slamet.
Penelitian ini masih berlanjut hingga saat ini. Rencana penelitian selanjutnya yang sedang dilakukan Prof. Slamet adalah melakukan rekayasa produksi pada jambu kristal melalui tiga cara yaitu, pengaturan pemangkasan, strangulasi, serta pengaturan pemakaian zat tumbuh. “Kami berharap agar para petani semakin sejahtera dan impor buah di Indonesia dapat berkurang dengan ketersediaan buah lokal sepanjang tahun,” tutur Prof Slamet Susanto.