Kamis 20 Jul 2017 16:33 WIB

Mahasiswa Unair Ciptakan Plastik dari Limbah Biji Alpukat

Pekerja memasukan barang belanjaan ke kantong plastik di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (3\10).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Pekerja memasukan barang belanjaan ke kantong plastik di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (3\10).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mahasiswa Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Jawa Timur, mengkreasikan limbah biji alpukat dan kulit udang menjadi bioplastik. Produk tersebut dapat digunakan sebagai pengganti plastik pada umumnya karena ramah terhadap lingkungan.

Kelima mahasiswa yang mensintesis bioplastik ramah lingkungan adalah Nurlailiatul Machmudah, Fitria Pebriani, Adi Rachmadji, Tri Susanti, dan Dimas Noor Asyari. Ketua tim peneliti, Nurlailiatul Machmudah, mengatakan inovasi tersebut dipilih karena penggunaan perkakas yang terbuat dari plastik, terutama tas, sangat tinggi.

Bahkan, sebuah lembaga lingkungan hidup di Amerika Serikat (AS), Environment Protection Body mencatat, setiap tahun sekitar 500 miliar sampai 1 triliun tas plastik digunakan di seluruh dunia. Hal itu menjadi ancaman terhadap lingkungan hidup lantaran plastik merupakan material yang sulit dihancurkan oleh organisme. Untuk bisa lebur dan terurai dalam tanah, sampah plastik butuh waktu 200 sampai 1.000 tahun.

Dewasa ini telah ditemukan beberapa macam plastik biodegradable antara lain, polihidroksi alkanoat (PHA), poli e-kaprolakton (PCL), poli butilen suksinat (PBS) dan poli asam laktat (PLA). "Namun kebanyakan bahan baku plastik biodegradable itu masih menggunakan sumber daya alam yang tidak diperbaharui (non-renewable resources) dan tidak hemat energi," ujarnya melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (20/7).

Hasil penelitian tersebut dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE). Setelah melalui seleksi Dikti, proposal berjudul Bioplastik Mbah Kilat (limbah kulit udang dan biji alpukat) tersebut lolos untuk mendapatkan dana penelitian dalam program PKM Kemenristekdikti tahun 2016-2017.

Nurlailiatul mengatakan, dalam penelitian timnya menekankan pada penggunaan limbah yang pemanfaatannya kurang maksimal. Antara lain limbah biji alpukat dan limbah kulit udang untuk dibuat sebagai bioplastik ramah lingkungan dan aman untuk digunakan.

Bioplastik Mbah Kilat dibuat dari bahan dasar kitosan kulit udang dan tepung pati limbah biji alpukat. Pada biji alpukat diketahui terdapat banyak kandungan pati yang bisa dijadikan komponen plastik sehingga mudah didegradasi oleh mikro organisme.

Pada limbah kulit udang sendiri, mengandung kitin yang bisa ditransformasi menjadi kitosan sebagai penguat karakter polimer plastik. Untuk menambah karakteristik plastik maka ditambahkan zat pemlastis atau plastisizer sorbitol.

"Dengan hadirnya bioplastik Mbah Kilat ini kami berharap dapat menjadi alternatif plastik pengganti plastik komersial yang aman digunakan, mudah terurai, dan dapat digunakan sebagai solusi mengoptimalisasi pemanfataan limbah," kata Nurlaili.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement