REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir meminta mahasiswa, dosen dan pimpinan universitas di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak ikut-ikut organisasi radikal dan yang tidak menerima Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
"Jangan ikuti organisasi yang sifatnya radikal, tidak menerima Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Kita dorong prestasi agar lebih baik untuk Indonesia," kata Nasir di Gedung Olahraga Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Yogyakarta, Sabtu (22/7).
Nasir hadir dalam Deklarasi Antiradikalisme Perguruan Tinggi di DIY yang diadakan di GOR UNY. Deklarasi tersebut diikuti mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi.
Nasir mengatakan mahasiswa harus menjaga Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Mahasiswa harus menangkal radikalisme, narkoba dan korupsi," ujarnya.
Nasir mengatakan sistem pembelajaran Pancasila dengan gaya baru akan mulai diberikan kepada mahasiswa pada tahun akademik 2017-2018. "Saat ini, masih dirumuskan dalam Kongres IX Pancasila di Universitas Gadjah Mada bagaimana Pancasila akan diajarkan kepada mahasiswa," kata dia.
Sebelum menghadiri Deklarasi Antiradikalisme Perguruan Tinggi di DIY, Nasir mendampingi Presiden Joko Widodo menghadiri Kongres Pancasila yang diadakan di UGM.