REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Institut Pertanian Bogor menggelar "IPB Innovation and Entrepreneurship Expo (IIEE) 2017 yang memamerkan puluhan inovasi hasil karya mahasiswa dan dosen, baik produk pangan dan pertanian lainnya kepada masyarakat luas.
IIEE 2017 berlangsung di Botani Square, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat, terletak di lantai dasar, dan lantai pertama. Terdapat 47 stand yang diikuti entrepreneur berasal mahasiswa, alumni, peneliti IPB, maupun masyarakat umum yang memanfaatkan teknologi yang dihasilkan IPB.
Pameran hasil inovasi dan kewirausahaan IPB ini menyajikan berbagai produk olahan pangan, pertanian yang sangat prosfektif dan inovatif. Seperti Propolis dan Madu Trigona, gula cair kulit singkong, Clarias biskuit dari ikan lele, Redang Daun Singkong, Redang Ikan Pepetek, Nutridiabet, dan Nutriasi.
Dari sektor pertanian dipamerkan juga aneka bibit benih unggul seperti bibit unggul pepaya kalina, bibit benih Buternut Squase, dan bibit kentang Sipiwan (CP1), singkong rendah gluten, moka rendah gluten, dan masih banyak lagi.
"IIEE 2017 bertujuan untuk mendayagunakan kekayaan intelektual, khususnya paten yang dimiliki IPB," kata Wakil Rektor IPB bidang Riset dan Inovasi, Prof Anas M Fauzi.
Ia mengatakan, IIEE juga untuk mengapresiasi para investor yang telah mengkomersialkan patennya, mengkomunikasikan inovasi IPB yang memasuki tahap rintisan usaha kepada mitra yang berminat (start-up forum). "Expo ini juga menjadi ajang untuk mendiskusikan isu terkini terkait peluang wirausaha dan model bisnis baru di era disrupsi berbasis teknologi dan inovasi sosial," katanya.
Sebagai salah satu wujud kontribusi IPB dalam mengembangkan sektor agroindustri, Anas mengatakan IPB sudah mempunyai IPB "Science Techno Park" (STP) yang berada di Kampus Taman Kencana.
STP merupakan kawasan terintegrasi dan dirancang oleh IPB untuk penelitian, pengembangan dan komersialisasi produk pertanian tropika dan biosains yang didukung fasilitas terkonsolidasi, infrastruktur yang sangat baik, efektifitas aturan dan regulasi yang kondusif.
Terdapat empat aktivitas utama di IPB-STP yakni riset komersial, inkubasi dan techno venture, produksi terbatas untuk produk bernilai tinggi, dan pelatihan serta workshop. "Terdapat juga aktivitas pendukung seperti jasa analisis laboratorium, konferensi dan seminar, "edutaiment" dan pengembangan produk," kata Anas.
Untuk mendorong optimalisasi hilirisasi inovasi IPB, peserta pameran diharapkan untuk menjaring pengunjung potensial. Agar setelah pameran ada tindaklanjut, apakah dengan pertukaran teknologi, ataupun kerjsama industri. "Pameran tidak sekedar pameran, ada tindaklanjutnya. Harapannya bisa jadi publiaksi lebih luas lagi tentang IPB," kata Anas.
Pameran hasil inovasi dan kewirausahaan IPB dapat menjawab pertanyaan masyarakat terkait kontribusi IPB di sektor pertanian. Produk yang dipamerkan baru sekitar 10 persen dari keseluruhan inovasi yang telah dihasilkan IPB.
"IIEE memasuki tahun ketiga, tetapi setiap tahun konsepnya berbeda-beda, setiap tahun itu, inovasi dan produk yang ditampilkan berbeda-beda," kata Prof Iskandar Zulkarnain, dari Direktorat Riset dan Inovasi IPB.
Iskandar menambahkan, melalui pameran inovasi dan kewirausahaan ini, IPB ingin menunjukkan bahwa IPB tidak hanya mampu dalam mengajar saja, tetapi juga menyediakan sumberdaya manusia yang berkompeten, dengan mutu alumni yang unggul baik ditingkat nasional maupun internasional. "Jika hasil inovasi ini dikembangkan menjadi model usaha, maka akan banyak wirausaha yang tumbuh. Tentunya akan membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan ekonomi masyarakat," kata Iskandar.